Neutron Yogyakarta

Guru Kirim Chat Mesum, Siswa Trauma Sekolah

Guru Kirim Chat Mesum, Siswa Trauma Sekolah
Iwan Sutiarso.(ISTIMEWA)

MAGELANG, Koran Magelang – Seorang Guru Tidak Tetap (GTT) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang berinisial RYN, 35, diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap beberap siswa perempuan. Dia kerap mengirim chat mesum hingga membuat beberapa siswanya trauma dan enggan berangkat sekolah.

Kasus guru Matematika ini mencuat setelah pesan tersebut menyebar di media sosial. Bermula dari unggahan tangkapan kamera pesan RYN dengan seorang siswi MAN 1 Magelang. Dalam pesan tersebut, RYN melontarkan kalimat-kalimat yang mengandung unsur pelecehan seksual.

Unggahan korban kemudian dibagikan oleh akun Twitter @txtdrMagelang. Tujuan dari membagikan utasan kasus ini adalah mencari keadilan bagi para korban. Utas tersebut kemudian memicu orang-orang yang diduga juga sebagai korban RYN, ikut angkat bicara. Satu di antaranya mengaku pernah dilecehkan RYN secara fisik di rumahnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala MAN 1 Magelang Handono mengaku, terduga pelaku RYN memang mengajar di sekolah tersebut sebagai GTT sejak 2016 silam. “Statusnya GTT. Mengajar Matematika dari 2016,” katanya saat dikonfirmasi di sekolah, Jumat (1/7).

Dia menjelaskan, saat berita yang diduga pelecehan seksual ini menyebar di media sosial, pelaku RYN dan korban sudah dipanggil untuk klarifikasi. Dan RYN pun mengakui telah mengirimkan chat mesum tersebut kepada korban. “Yang bersangkutan mengakui semua dan semua ada catatannya di sini,” ungkap Handono.

Dia juga menegaskan, meskipun kasusnya sudah dianggap selesai dan pelaku sudah meminta maaf, namun pihak sekolah tetap memberikan sanksi yakni berupa pemberhentian terhadap RYN. Namun, saat ditanya upaya dari sekolah mencari korban lainnya, dia mengaku, tidak memiliki kewenangan hingga ke sana. “Gurunya sudah kami berhentikan. Kami nggak punya kewenangan. Saya juga tidak tahu kemungkinan adanya korban lain,” ujarnya.

Handono menyesalkan terjadinya kasus ini dan meminta untuk tidak diperpanjang. Pasalnya, sekolahnya merupakan bagian dari lembaga pendidikan agama Islam. “Saya berharap selesailah di media sehingga tidak berpanjang-panjang gitu,” sambungnya.

Menanggapi kasus tersebut, Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Magelang Iwan Setiarso mengatakan, sudah berkoordinasi dengan pihak MAN 1 Magelang. Serta Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan sudah menemui korban untuk melakukan pendampingan psikologis.

Mereka lantas melakukan assessment terlebih dahulu untuk mengetahui langkah selanjutnya yang akan diambil. “Apakah nanti ada pendampingan psikolog dan lainnya untuk memulihkan trauma dari si anak (korban),” tandasnya. (aya/pra/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)