MUNGKID, Koran Magelang – BMKG memprediksi musim kemarau di Indonesia bagian barat pada 2022 ini akan cenderung basah. Termasuk di wilayah Jawa Tengah. Puncaknya, akan terjadi pada Agustus, dengan intensitas curah hujan mencapai 150 milimeter. Para petani sayuran, diimbau untuk beradaptasi dengan kondisi cuaca dan memperhatikan kebutuhan air di lahan pertaniannya.
Hal ini karena fenomena tersebut bisa membuat pasokan air di lahan pertanian cenderung berlebih. “Di musim kemarau basah seperti saat ini, para petani diimbau agar mengatur limpahan air agar tanaman tidak kebanjiran,” jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dengan terjadinya musim kemarau basah tersebut, masyarakat harus waspada. Khususnya yang berada di lereng pegunungan dengan ancaman bencana hidrometeorologi. Lantaran adanya beberapa titik rawan tanah longsor yang memicu terjadinya hujan ekstrem. “September juga masih ada hujan,” katanya.
Selain ancaman tanah longsor, turunnya hujan tersebut juga bisa mengakibatkan adanya gelombang tinggi di sejumlah perairan yang ada di Indonesia. Badai tropis juga masih terjadi meskipun musim kemarau. Sehingga para nelayan juga harus waspada saat melaut. (aya/eno/sat)