BANTUL – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pundong punya cara unik menanamkan pendidikan karakter kepada para siswa barunya. Yakni, melalui pemberian materi falsafah Jawa dengan bentuk lomba permainan tradisional di akhir masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Kepala SMK Negeri 1 Pundong Sutapa mengatakan, adapun bentuk permainan tradisional yang diberikan kepada siswa di antaranya egrang, bakiak, gasing tradisional, ketapel hingga permainan sumpit. Para siswa tersebut pun diajak berkompetisi melalui lomba dengan pembagian kelompok. Yang diikuti dari satu sampai lima orang.
Dikatakan Sutapa, lomba permainan tradisional tersebut memang menjadi salah satu materi pendidikan karakter selama MPLS dan baru digelar perdana di sekolah yang dipimpinnya. Bersamaan dengan kegiatan itu, para siswa pun diminta untuk berbusana adat. Sekaligus diberikan materi tentang falsafah Jawa langsung dari pihak Keraton Jogjakarta.
Dari kegiatan tersebut, dia pun berharap nantinya para siswa bisa turut melestarikan budaya Jawa dan permainan tradisional. Sehingga kedua hal tersebut tidak hilang begitu saja karena tergerus kemajuan zaman. “Harapannya dengan materi ini para siswa nanti kemudian bisa menerapkan nilai-nilai budaya Jawa. Seperti tepo sliro, etos kerja tinggi, dan gotong royong. Serta nantinya anak-anak juga siap menciptakan kemasyarakatan yang damai sejahtera dan sesuai dengan falsafah Jawa,” ujar Sutapa saat ditemui Jumat(15/7).
Selain berkerjasama dengan Kraton Jogjakarta, sekolah juga menggandeng Polres Bantul untuk materi pencegahan kenakalan remaja pada MPLS. Kemudian dari Puskesmas Pundong untuk materi tentang kesehatan reproduksi serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) perihal materi mitigasi bencana.
Salah satu siswa baru di SMK Negeri 1 Pundong Nikaila Alfani mengaku senang dengan materi permainan tradisional tersebut karena merupakan pengalaman pertama di sekolah. Di samping itu, dia pun juga mendapat pengertian makna dari permainan tradisional bakiak. Tentang pentingnya berkerjasama untuk mencapai suatu hal. “Senang banget karena bisa banyak belajar dari permainan tradisional,” ujar siswi empat belas tahun ini. (inu/eno)