Neutron Yogyakarta

Terguling sebelum Mendaki Gunung Merbabu

Tak Kuat Nanjak, Bus Rombongan Pendaki Terperosok
Terguling sebelum Mendaki Gunung Merbabu

MUNGKID – Sebuah bus yang mengangkut 34 pendaki tidak kuat melalui jalan tanjakan di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang pada Sabtu (16/7). Akibatnya, bus tersebut berjalan mundur tidak terkendali, lalu terperosok dan terguling. Tak hanya bus, kendaraan yang ada di belakangnya pun ikut terperosok.

Bus bernomor polisi (nopol) DK 7590 AK yang membawa rombongan pendaki ini mengalami kecelakaan sekitar pukul 12.30. Para pendaki ini berasal dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, dan daerah lainnya. Mereka berencana mendaki Gunung Merbabu melalui Basecamp Suwanting, Sawangan, Magelang.

Kasat Lantas Polres Magelang AKP Satrio Bagus menyebut, lokasi kecelakaan itu tepatnya berada di depan SMP Negeri 2 Sawangan, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan. Bus yang dikendarai oleh Andreas Aditya Linartha, 42, tersebut berangkat dari UKI Cawang, Jakarta Timur.Hingga tiba di tempat kejadian perkara (TKP), bus tidak kuat menanjak dan mundur tidak terkendali. Sehingga terperosok serta terbalik masuk ke kebun cabai milik warga. “Diketahui medan jalan menanjak dan menikung. Saat itu, cuaca juga berkabut tebal dengan jarak pandang 20 meter,” paparnya, Sabtu (16/7).

Secara bersamaan, di belakang bus juga ada minibus bernopol H 1826 FF yang dikemudikan Arif Himawan, warga Kecamatan Borobudur. Lantaran panik, pengemudi kemudian mundur dan banting setir ke arah kiri untuk menghindari bus. Namun, karena bahu jalan cenderung sempit akhirnya mobil tersebut ikut terperosok, menyusul masuk ke kebun cabai.

Beruntung, dalam kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun 25 penumpang bus mengalami luka-luka. Lantas, dievakuasi ke RSUD Muntilan. Begitu pula dengan empat penumpang minibus Suzuki yang mengalami luka ringan dirawat di RSUD Merah Putih, Kabupaten Magelang.Dari semua korban luka tersebut, sebanyak 18 orang menjalani perawatan dan sisanya sudah terkondisikan. “Korban yang mengalami luka-luka dan masih dalam perawatan yakni 18 orang di RSUD Muntilan dan 4 orang di RSUD Merah Putih Kabupaten Magelang,” ujarnya.

Setelah mendapat laporan tersebut, Petugas Satlantas Polres Magelang tidak berselang lama mendatangi lokasi kejadian guna melakukan olah TKP dan meminta keterangan para saksi. Para petugas juga ikut membantu mengevakuasi korban .AKP Satrio mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal, diduga sistem pengereman bus pariwisata itu tidak berfungsi dengan baik. Hingga menyebabkan bus tidak kuat menanjak ketika melintas di lokasi kejadian. “Untuk BB (barang bukti) kendaraan bermotor bus dan Suzuki sudah berhasil dievakuasi,” imbuhnya. (aya)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version