GUNUNGKIDUL – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi gelombang tinggi di perairan Jogjakarta, mulai 17 Juli hingga 19 Juli besok. Tinggi gelombang berkisar 2,5-4 meter atau kategori tinggi.
“Dimohon agar wisatawan, nelayan yang berada di sekitar perairan selatan Jawa selalu berhati-hati dan waspada,” ujar Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Etik Setyaningrum Minggu (17/7).
Etik mengatakan, gelombang laut dapat merusak pesisir. Terutama posisi pantai lebih rendah dari gelombang yang datang. Kondisi itu dapat menyebabkan abrasi di sekitar pantai. Untuk itu diharapkan masyarakat pesisir, terutama yang wilayah daerahnya mempunyai garis pantai yang rendah untuk tidak membuat bangunan yang dekat dengan garis pantai.
“Juga selalu menjaga lingkungan alam sekitar garis pantai supaya tidak terjadi abrasi laut yang nantinya berdampak pada kerusakan di sekitar pantai,” tambah Etik.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil pantauan dinamika atmosfer, ada tekanan rendah di sebelah barat Pulau Sumatera. Kondisi ini berdampak peningkatan angin timuran yang bisa memicu peningkatan gelombang di bagian selatan Pulau Jawa.
Sementara itu, Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan, dampak gelombang pasang dirasakan di sejumlah pantai pada Sabtu (16/7). Beberapa kapal dan lapak pedagang mengalami kerusakan. Meliputi Pantai Pulang Sawal (Indriyanti), Pantai Drini, dan Pantai Baron.
“Kapal Satlinmas Rescue Istimewa Katir (Dayungan) patah dan lambung kapal pecah. Sejumlah kapal milik nelayan Pantai Baron juga rusak berat dan ringan,” ungkap Surisdiyanto.
Untuk pantauan gelombang hingga siang kemarin cukup landai. Walau begitu, pihaknya tetap mengimbau kepada pengunjung dan nelayan agar hati-hati. Melalui pengeras suara, regu penyelamat tak henti-hentinya mengingatkan adanya potensi bahaya air laut pasang. (lan/gun/laz)