Neutron Yogyakarta

Buka Kantin Sekolah, Tunggu Evaluasi Dinkes

Buka Kantin Sekolah, Tunggu Evaluasi Dinkes

JOGJA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja akan menggelar survei pembelajaran tatap muka (PTM) pada akhir bulan ini. Dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19, keberadaan kantin sebagai penunjang kebutuhan pangan di sekolah, jadi salah satu yang dicermati. Diharapkan, kantin sekolah dapat kembali buka.

Kepala Dinkes Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani membenarkan survei yang akan digelar ke sekolah-sekolah di lingkungan Kota Jogja. Keberadaan kantin sekolah turut jadi perhatian. Selain melaksanakan tes acak Covid-19 dengan metode PCR. “Harapannya, nanti kantin dapat kembali buka,” lontarnya diwawancarai Radar Jogja di kantornya Selasa (19/7).

Emma menjelaskan, kantin sekolah sebetulnya diperkenankan beroperasi. Namun harus ada jaminan, kantin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. “Asal memenuhi persyaratan atau prokes. Saya kira itu (diperkenankan beroperasi, Red),” ungkapnya.

Kantin sekolah umumnya dipadati siswa pada jam istirahat. Namun jam istirahat, umumnya tidak lebih dari 30 menit. Batasan waktu, sebelumnya juga telah diterapkan di warung-warung. Sebagian siswa pun memilih untuk membeli jajanan di kantin, tapi tidak memakannya di kantin. “Ini juga (jadi perhatian, Red) tim Dinkes Kota Jogja baru inspeksi ke kantin,” ujarnya.

Terpisah, salah satu yang mengharapkan kantin dapat kembali buka adalah Bu Sri. Ibu satu orang putra ini diminta menutup kantin sejak penerapan belajar online. “Setelah melakukan kelas online, kami langsung libur, sampai sekarang belum dibuka,” ucapnya. Kini, Bu Sri hanya mengandalkan penghasilan suaminya sebagai pedagang sayur-mayur keliling. Padahal dulu, sayuran yang tidak laku dijual suaminya sampai pukul 09.00, dapat diolah jadi sayur matang. “Ya sekarang, sayuran yang masih bagus ya dimasak buat makan sendiri. Sama paling dibagi ke tetangga,” sebutnya.

Sementara Rina Indriani, petugas UKS SD Joannes Bosco menegaskan, sekolahnya memperhatikan kesehatan siswa. Siswa diimbau untuk membawa bekal pribadi. Siswa pun diminta untuk tidak jajan sembarangan. Sementara fasilitas kantin masih belum dibuka. “Tidak boleh juga tukar-tukaran alat makan sama temannya. Itu yang sudah berjalan,” paparnya.

Dalam pencegahan dari paparan Covid-19, sekolah juga melaksanakan ceklis kesehatan. Tiap hari, siswa mendapat pertanyaan seputar kesehatannya sebelum masuk ke lingkungan sekolah. Kemudian, hanya anak dipastikan sehat, yang diperkenankan masuk ke sekolah. “Ini sudah kami lakukan setiap hari, sejak pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas,” tandasnya. (fat/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)