Neutron Yogyakarta

DBHCHT Harus Dirasakan Manfaatnya oleh Petani

DBHCHT Harus Dirasakan Manfaatnya oleh Petani

KEBUMEN – Pemanfaatan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) diminta bisa dirasakan oleh petani. Seperti petani tembakau di Karanggayam meminta DBHCT memilki asas manfaat terhadap peningkatan kapasitas. Langkah tersebut cenderung dinilai lebih berarti dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan kesejahteraan petani.

Sekretaris Kelompok Petani Tembakau Sido Maju Desa Logandu, Karanggayam Mardiadi menyampaikan, begitu pentingnya peningkatan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, peningkatan kapasitas petani menjadi ujung tombak pembangunan pertanian. Sebab, dari petani berkualitas bisa menghadirkan inovasi maupun terobosan sesuai kebutuhan pasar. “Harga bisa terjaga karena petani berkualitas menghasilkan tembakau super. Harapan kami tembakau Karanggayam bisa diterima berbagai daerah,” ucapnya, Senin (18/7).

Dia menegaskan, Pemkab Kebumen sudah semestinya memiliki langkah strategis yang berorientasi pada peningkatan kualitas dan kapasitas petani tembakau. Soalnya, kata Mardiadi, tembakau menjadi salah satu potensi pertanian daerah. Terbukti mampu menghasilkan kelola dana bagi hasil cukup besar atau sekitar Rp 9,9 miliar pada tahun ini. “Produk unggulan kami tembakau dan sampai saat ini belum ada pengganti. Kalau padi itu setahun sekali karena tadah hujan,” ungkapnya.

Mardiadi meminta, DBHCHT tidak hanya fokus penyaluran program fisik atau sarana dan prasarana penunjang pertanian. Tapi harus mampu menyisir aspek yang lebih luas. Contohnya, pemberdayaan rumah tangga baik secara individu maupun kelompok melalui keterampilan. Selain itu membangun rasa percaya diri serta memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dengan begitu, pendapatan dari sektor tembakau diharapkan terus meningkat secara berkelanjutan. “Selama ini bantuan fisik. Itu berguna juga. Tapi apa iya terima terus. Mendingan ada pemetaan program supaya tepat sasaran dan manfaat diraskan,” tuturnya.

Lebih lanjut, implementasi pembangunan kapasitas SDM pertanian dari DBHCHT diharapkan menjadi modal menghadapi persaingan pasar. Secara kualitas, kata Mardiadi, tembakau Karanggayam berani bersaing dengan tembakau daerah lain. Hamparan alam Kebumen bagian utara menjadi faktor pendukung penghasil tembakau berkualitas. “Dilihat aja corak tembakau, misal warna mengkilat itu pasti bagus. Kami punya itu. Segi kuantitas 40 ton setiap kali panen,” ujarnya.

Sementara, anggota DPRD Kebumen Sri Susilowati mengatakan, sektor pertanian dari tembakau menjadi salah satu potensi pendapatan masyarakat Kebumen. Karena itu, DBHCHT diharapkan mampu menjawab kebutuhan para petani tembakau melalui program fisik maupun non fisik. “Sesuai peruntukkan saja. Namanya dana bagi hasil, tinggal OPD pintar-pintar mengakomodir. Terpenting adalah untuk meningkatkan semangat petani menggarap lahan,” terangnya. (fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version