MUNGKID – Harga komoditas cabai rawit di tingkat petani saat ini masih terbilang tinggi. Kendati harganya turun, namun tidak menunjukkan pergerakan yang signifikan. Sebab, harga komoditas tersebut setiap harinya mengalami perubahan.
Pemilik lahan Heri wahyuningsih, 35, menuturkan, saat dipetik satu minggu yang lalu, cabai dari petani dijual dengan harga Rp 64 ribu. Harga tersebut memang turun dibanding awal bulan yang berkisar Rp 65 ribu-Rp 70 ribu per kilogram. Namun, harga tersebut lumayan tinggi karena normalnya berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. “Kalau minggu kemarin dapat 70 kilogram,” paparnya saat ditemui di sela-sela panen, Selasa (19/7).
Dia memiliki lahan seluas 2 hektare yang ditanami 3.000 pohon cabai jenis setan dan rawit. Ning menanam cabai saat Ramadan 2022, sehingga sudah tidak terhitung jumlah panen yang dia dapat. Karena dia memanen cabai seminggu sekali.
Harga cabai yang terbilang tinggi ini lantaran adanya pergantian musim kemarau ke musim hujan pada Mei. Sehingga stok cabai mulai terbatas karena produksi cabai yang menurun. Ning menyebut, harga cabai naik setelah Lebaran 2022. Justru saat Lebaran, harganya anjlok, yakni Rp 12 ribu per kilogram.
Saat Idul Adha, harga cabai rawit juga turun menjadi Rp 50 ribu dari yang semula Rp 70 ribu per kilogram. Jika dihitung, petani tidak mendapag keuntungan lebih dari penjualan cabai. Mengingat harga obatnya juga mahal. “Minggu kemarin harganya Rp 64 ribu, kalau sekarang belum tahu karena belum dijual,” imbuhnya.
Cabai ini, kata dia, dijual kepada bakul atau pedagang. Setelah dipanen dan disortir, pedagang akan mengambilnya, lalu dijual kembali, baik di pasaran maupun tempat-tempat lain.
Ning menjelaskan, saat musim panen di dusunnya yakni saling bergotong royong. Nantinya, bakal bergantian ke lahan milik warga lain. “Kalau bayar orang, kami tidak kuat, jadi lebih baik bergantian saja, dari lahan ke lahan,” ujarnya.
Pemilik lahan lain, Jari, 60, berharap pemerintah selaku pemangku kebijakan bisa mengatasi masalah tingginya harga cabai rawit tersebut. Dia juga berharap, ketersediaan cabai rawit bisa kembali normal, sehingga pendapatan pun bisa kembali normal. (aya/bah)