BANTUL – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul berencana akan regrouping sekolah yang sepi pendaftar. Dengan ketentuan kekurangan murid, terjadi selama tiga tahun berturut-turut.
Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko mengatakan, dari hasil pendataannya ada sekitar 64 SD di Bantul yang mengalami kekurangan murid pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ini. Kekurangan yang dimaksud, yakni sekolah dengan jumlah murid di bawah tiga belas siswa dalam satu kelas atau rombongan belajar (rombel).
Jika selama tiga tahun berturut-turut kondisi sekolah tetap kekurangan murid, akan diprioritaskan untuk regrouping. Meski demikian, saat ini kebijakan regrouping masih digodok. “Kami sudah berkoordinasi dengan sekda serta tim anggaran pemerintah daerah),” ujar Isdarmoko saat ditemui kemarin (20/7).
Lebih lanjut, mantan Kepala SMAN 2 Bantul itu mengungkapkan bahwa kebijakan regrouping sekolah diambil sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas sekolah dan efisiensi pada sektor pendidikan. Sebab jika terus kekurangan murid, menurutnya sekolah akan sangat sulit meningkatkan mutunya. Karena bantuan operasional sekolah (BOS) pun juga ditentukan dari banyaknya siswa.
Jika regrouping terjadi, lanjut Isdarmoko, aset seperti gedung sekolah akan menjadi kewenangan pemerintah daerah. Sementara guru dan siswa pada sekolah yang di-regrouping, nantinya akan dicari solusi terbaik oleh Disdikpora Bantul. “Yang jelas untuk guru-guru siswanya terkait dengan aset kita amankan dulu,” sebutnya.
Beberapa waktu lalu, anggota Komisi D DPRD Bantul Eko Sutrisno Aji berharap, sekolah bisa memaksimalkan sistem pembelajaran apabila ada sekolah yang tidak ingin di-regrouping. Menurutnya hal itu penting dilakukan sekolah, agar prestasi siswa bisa meningkat. Dan berdampak pada semakin bagusnya pamor sebuah lembaga pendidikan.
Dia pun yakin, apabila sekolah bisa menghasilkan prestasi dan lulusannya banyak masuk sekolah lanjutan yang bagus, akan menarik orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah itu. “Di sisi lain juga perlu penambahan fasilitas-fasilitas sekolah. Agar siswa bisa nyaman dan semangat untuk belajar,” ucap Eko . (inu/eno)