Neutron Yogyakarta

Bawa Sajam dari Salatiga, Bikin Onar di Salaman

Aniaya dan Rampas Motor, Dalami Motif Pelaku
Bawa Sajam dari Salatiga, Bikin Onar di Salaman

MUNGKID – Kasus kejahatan jalanan atau dikenal dengan klithih kembali terjadi di Magelang. Disebut pelaku datang dari Salatiga dan Kabupaten Semarang dengan membawa senjata tajam. Sampai di Salaman, Magelang kemudian secara membabi buta melukai orang yang ditemuinya.

Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan sekelompok orang tengah berselisih di pinggir jalan dengan membawa senjata tajam. Dalam video tersebut, nampak seseorang mengalami luka pada bagian belakang punggungnya.

Kapolres Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun membenarkan jika peristiwa tersebut terjadi di wilayah hukum Polres Magelang. “Kejadian di dua lokasi di daerah Salaman. Kejadiannya hari ini sekitar pukul 02.00 dini hari,” ujarnya saat dikonfirmasi, pada Minggu (24/7).

Dia menambahkan, berdasarkan hasil penyelidikan awal, Polres Magelang berhasil mengamankan sebanyak lima orang yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut. Kelima orang itu merupakan warga luar Magelang, yakni Salatiga dan Kabupaten Semarang. Dengan rentang usia beragam, mulai dari 17 tahun, hingga berusia 30 tahun.

Kapolres menegaskan, kejadian tersebut bukanlah klithih seperti yang beredar di masyarakat. Hingga kini, Polres Magelang masih mendalami kasus tersebut. Begitu pula motif yang dilakukan oknum tersebut masih dilakukan pemeriksaan. Dia menuturkan, ada unsur penganiayaan yang terjadi dan akan tetap diproses secara hukum. “Yang jelas tadi malam bukanlah klithih. Kami juga mengamankan sajam, tapi kepemilikanya masih didalami,” terangnya.

AKBP Sajarod menjelaskan, kejadian tersebut berawal dari sekelompok orang memasuki wilayah Magelang dari arah Purworejo. Kemudian, melewati bundaran Salaman, Kabupaten Magelang. Di sana, mereka melihat ada sekolompok pemuda yang sedang nongkrong. Lalu, didatangi dan melakukan tindakan pemukulan serta penganiayan.

Tidak hanya itu, setelah melakukan pemukulan, sekelompok orang tersebut berpindah tempat di daerah dekat lapangan tembak Salaman. Di sana, mereka mendapati para remaja yang pulang dari menonton pentas Sekar rimba dan sedang berkumpul. Lantas, memukul mereka tanpa sebab. Serta merampas sepeda motor dan dibuang di selokan.

Mengetahui kejadian itu, para pelaku pun dikejar dan diamankan oleh warga di sekitar Borobudur. Atas kejadian ini, ada dua korban yang mengalami luka-luka, namun tidak ada korban jiwa. Korban pertama bernama Ahmad farid, 23, warga Salaman yang mengalami luka bekas benda tajam di bagian kepala. Saat itu juga, korban dibawa ke puskesmas Salaman. Sementara korban kedua bernama Muhamad Safri Ariyanto, 21, yang juga mengalami luka.

Adapun kelima orang yang diamankan tersebut diserahkan oleh warga ke polsek terdekat. Para pelaku mengaku empat orang berasal dari Salatiga dan seorang dari Kabupaten Semarang. Atas hal ini, Kapolres Magelang turut mengapresiasi tindakan warga yang tidak main hakim sendiri. (aya)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)