Neutron Yogyakarta
Gelar Gerebek Hasil Bumi hingga Pentas Seni

Generasi Muda Harus Melek Budaya

Generasi Muda Harus Melek Budaya

MUNGKID – Untuk kali kedua, para warga Dusun Sutan, Desa Sumberrejo, Kecamatan Mertoyudan menggelar kegiatan Annual Sutan Arts & Cultural Festival bertajuk Sutan Satu Suro. Kegiatan yang digelar pun bermacam-macam. Mulai dari gerebek hasil bumi, lomba mewarnai, hingga pentas seni.

Kegiatan ini diawali dengan lomba mewarnai sebanyak 1.000 anak-anak dari jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar (SD) se-Kecamatan Mertoyudan. Setelah itu, dimeriahkan dengan kirab sejauh satu kilometer yang dipimpin oleh grup drum band Srikandi dari Temanggung.

Para warga pun semakin memadati area diselenggaranya kegiatan. Mereka tampak menunggu prosesi gerebek hasil bumi. Saat panitia mulai mempersilakan untuk dimulai, para warga lantas berebut sayur-mayur yang terdapat pada gunungan besar. Tak ayal, aksi lempar-melempar juga terjadi.

Camat Mertoyudan, Umar Singgih mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini merupakan kreativitas yang menggabungkan banyak hal. Baik dari segi agama, budaya, ekonomi kreatif, serta penumbuhan semangat wawasan kebangsaan.

Lebih lanjut, kegiatan ini sebagai gambaran dari Dusun Sutan yang notabene memiliki para sesepuh bijaksana, serta para anak muda kreatif dan bersemangat tinggi. Kegiatan ini merupakan kali kedua diselenggarakan pasca pandemi dua tahun belakangan.

Dia mengatakan, kegiatan ini pertama kali dilaksanakan pada 2017 lalu. “Karena sudah punya pengalaman, saat ada yang kurang, kami perbaiki dan yang baik tetap ditingkatkan. Tapi, untuk ritual khusus tidak ada,” ujarnya saat ditemui di sela acara, kemarin (27/7).

Dia berharap, kegiatan ini dapat diselenggarakan secara kontinyu dan berkelanjutan. Karena menurutnya, kegiatan semacam ini sedikit banyak dapat menumbuhkan semangat para pemuda dan menambah penghasilan bagi para pelaku UMKM.

Ketua panitia Joko Sutrisno menuturkan, kegiatan ini sebagai upaya untuk menyambut pergantian tahun baru Islam atau Suro. Selama ini, menurut dia, bulan Suro identik dengan keagamaan dan kebudayaan. Sehingga para warga memiliki inisiatif untuk menggelar kembali Sutan Satu Suro ini.

Tidak hanya lomba mewarnai dan gerebek hasil bumi, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan festival kesenian, bazar UMKM, lomba dan hiburan, e-sport tournament, dan play ground. Kemudian, rangkaian kegiatan ini bakal ditutup dengan pengajian akbar.

Dia menceritakan, awalnya, Dusun Sutan ini belum masuk di Google Maps. Sehingga para warganya berinisiatif untuk mendatangkan keramaian agar muncul. Kemudian, ada pertemuan beberapa tokoh dan lantas berkembang dengan menggali kesenian.

Sejauh ini, kata dia, kesenian Jawa perlahan mulai luntur seiring masuknya budaya dan kesenian dari luar daerah, bahkan luar negeri. Sehingga, para pemuda Dusun Sutan berkeinginan untuk memunculkan budaya yang sudah ada sebelumnya dan terus menggalinya.

Dia berharap, generasi muda di Dusun Sutan lebih sadar terhadap budaya di daerahnya dan dapat memperjuangkannya. Karena memang banyak dari mereka yang memiliki keahlian tertentu dan perlu digali lagi. “Rencananya, kegiatan ini bakal jadi agenda tahunan,” paparnya. (aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version