MUNGKID – Sebanyak 20 kelompok kesenian tradisional se-Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang diresmikan dalam acara Citrosono Culture Festival. Selain itu, juga digelar rangkaian pentas seni, bazar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), lomba tumpeng, gebyar rebana, santunan anak yatim, hingga pengajian akbar mulai Selasa (26/7) hingga Kamis (28/7).
Kepala Desa Citronoso, Wahyudin mengaku bangga atas terselenggarakannya acara tersebut. Dia berharap, desanya selalu mendapat dukungan penuh dari pejabat terkait. Agar Citrosono dapat lebih maju dengan meningkatkan kebudayaan dan perekonomian desa.
Dia menambahkan, sebanyak 20 kesenian tersebut akhirnya diresmikan dan sudah terdaftar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang. “Semoga nantinya dalam berkesenian ini untuk membesarkan bangsa dan negara,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein mengatakan, kegiatan ini sangat penting. Terutama sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya lokal, serta mengoptimalkan bakat seni generasi muda.
Menurutnya, pariwisata mempunyai karakteristik pelestarian alam, budaya, dan seni. Jika semakin dilestarikan, maka akan mampu menyejahterakan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata. Festival yang diadakan ini pun akan membangkitkan dan menggairahkan kesenian lokal.
Di sisi lain, juga bisa menumbuhkan kesadaran mayarakat untuk menjaga dan melestarikan adat budaya dan kearifan lokal. “Menjaga dan melestarikan budaya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi pondasi paling utama dari masyarakat itu sendiri,” kata Husein.
Dia menambahkan, budaya merupakan identitas bangsa yang harus dihormati, dijaga, dilestarikan, serta menjadi warisan bagi anak cucu kelak. Dia juga merasa bangga lantaran masyarakat di Desa Citrosono, Kecamatan Grabag telah bahu-membahu, bergotong royong, serta bekerja sama melestarikan seni dan budaya dengan melaksanakan festival budaya.
Karena menurutnya, apabila budaya di desa itu tidak di uri-uri, maka akan terpinggirkan dan terlupakan. Husein berharap, dari festival seni dan budaya ini, dapat diambil nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Tujuannya untuk diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda sehingga kelak akan lahir generasi muda yang berjiwa seni dan berkepribadian yang baik. “Tentunya agar tidak terpengaruh dengan budaya asing yang bernilai negatif,” harapnya. (aya/bah)