Neutron Yogyakarta

Geliatkan Ekonomi Kreatif lewat Film Pendek

Geliatkan Ekonomi Kreatif lewat Film Pendek

MUNGKID – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Magelang menggelar Diskominfo Award dalam produksi film pendek berupa Iklan Layanan Masyarakat (ILM) tentang cukai dan tembakau. Kegiatan itu menjadi satu momentum untuk dapat menggeliatkan kembali sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Magelang.

Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Magelang Asfuri memberikan apresiasi kepada Diskominfo Kabupaten Magelang lantaran telah kegiatan tersebut. Selain dapat menggeliatkan kembali sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Magelang, produksi film pendek ILM ini dinilai dapat mengimplementasikan gagasan serta ide-ide yang akan disampaikan kepada masyarakat.

Asfuri menyampaikan, pembuatan film pendek tersebut telah diikuti oleh 99 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di Kabupaten Magelang dan diproduksi sejak 2021. Dia juga mengajak tim kreatif di masing-masing BUMDes yang masuk dalam nominasi, untuk bisa menjadi pionir, sekaligus motor penggerak dalam literasi cukai dan tembakau di Kabupaten Magelang.Dia berharap, tim BUMDes dapat terus berkarya sekaligus meningkatkan optimisme dan inovasi yang kreatif. “Sehingga akan membawa dampak sangat baik bagi Pemerintah Kabupaten Magelang,” ujarnya di Armada Town Square Hotel Magelang, Selasa (2/8).

Selain itu, melalui penganugrahan film pendek ILM yang diproduksi oleh BUMDes tentang cukai dan tembakau ini, dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas. Terutama soal ketentuan dan pengelolaan cukai tembakau, sekaligus sebagai media untuk menyampaikan pesan yang efektif.”Tujuannya agar dapat diterima masyarakat serta bisa meningkatkan literasi masyarakat umum, khususnya ketentuan tentang cukai dan tembakau,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Diskominfo Award Penganugerahan Video BUMDes Kabupaten Magelang Musokip menyampaikan, film pendek tentang informasi ketentuan di bidang cukai tembakau yang disisipi dengan pesan-pesan ini merupakan sarana diseminasi informasi. Dikemas dengan semenarik dan seefektif mungkin, sehingga informasi yang disampaikan bisa mudah dicerna oleh masyarakat.

Menurutnya, media film semacam ini tentu menjadi daya tarik tersendiri, yang memungkinkan seseorang berminat menonton. Secara tidak sadar, mereka telah terpapar informasi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah maupun hasil pembangunan.

Adapun para nominasi yang mendapat penghargaan pada acara Diskominfo Award Penganugerahan Video BUMDes Kabupaten Magelang itu bermacam-macam. Mulai dari nominasi konten, sutradara, musik, aktris, aktor, sinematografi terbaik, film favorit, dan film terbaik. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)