Neutron Yogyakarta
Punya Genetik Kuat, Harga Jual Mencapai Rp 20 Juta Per Ekor

Melihat Kambing Bertanduk Empat Milik Handoko

Melihat Kambing Bertanduk Empat Milik Handoko

MAGELANG – Kambing milik Handoko, warga Kota Magelang, ini tergolong unik. Tanduk kambingnya ada empat. Padahal umumnya kambing hanya memiliki dua tanduk. Kambing unik seperti ini memiliki nilai jual fantastis. Seperti apa kisahnya?

Kambing bertanduk empat ini dipelihara di Domba Prima Tidar Krajan Farm, tepatnya di Tidar Krajan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang. Kambing jantan keturunan jenis Jacob ini telah berusia 1,5 tahun dan merupakan generasi kedua, alias cucu.

Pemilik Domba Prima Tidar Krajan Farm Handoko menuturkan, kambing bertanduk empat miliknya berawal dari hasil peranakan sendiri. Sekitar lima tahun yang lalu, dia membeli pejantan tanduk empat yang gentiknya terbilang kuat. Ketika pejantan kawin dengan betina jenis apa pun dan melahirkan kambing jantan, maka tanduknya empat.

Kambing tersebut kini dijadikan sebagai pejantan utama di tempatnya. “Ini sudah cucunya sekarang dari tahun 2015,” kata pemilik Domba Prima Tidar Krajan Farm, Handoko, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Kambing yang tergolong unik ini pun dihargai cukup fantastis. Berkisar antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Selain genetiknya kuat, kambing tersebut bisa masuk dalam kualifikasi untuk kelas unik. Dia menambahkan, hanya orang-orang yang paham soal kelas uniklah, yang berani menghargai lebih.

Handoko menyebut, pada 2015 lalu, dia membeli pejantan tanduk empat dengan usia sekitar dua tahunan. Kemudian, pejantan tersebut dikawinkan dengan betina hingga beranak-pinak. Bahkan, seorang temannya pun ikut tertarik untuk membeli kambing bertanduk empat.

Untuk kambing jantan bertanduk empat ini, katanya, sejak lahir kepalanya sudah bisa diraba. Bagian atas dan samping sudah kelihatan tanduknya, begitupula dengan matanya yang namoak sobek. “Ada ciri khas sobeknya, walaupun tanduknya masih kecil, pasti sudah tahu kalau jantan pasti keluar tanduk empat,” paparnya.

Untuk perawatan kambing tersebut, lanjutnya, sama pada kambing pada umumnya. Tidak ada perlakuan berbeda. Ukuran empat tanduk kambing itu di bagian atas memiliki panjang sekitar 25 dan 24 sentimeter. Kemudian yang ke samping 24 dan 23 sentimeter.

Sementara itu, Kepala UPT Puskeswan Kota Magelang drh Heru Trisusila mengatakan, kambing bertanduk empat milik Handoko tersebut ada nilai keunikannya. Begitu menghasilkan anakan jantan, maka akan muncul tanduk empat.

Selain itu, kambing tersebut mempunyai genetik yang sangat kuat. “Kalau dari segi kesehatan, sama seperti kambing yang lain. Perlakuannya pun sama,” ujar Heru.

Hanya saja, lanjutnya, yang perlu diwaspadai itu ketika terjadi perkawinan. Karena tanduk dua ke samping dapat membahayakan. Bahkan, bisa mencederai kambing yang lain. (aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version