Neutron Yogyakarta

Tak Punya SDA, Andalkan Wisata

Tak Punya SDA, Andalkan Wisata

MAGELANG – Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyambut kedatangan baik para pegiat wisata yang tergabung dalam Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Jateng di Kota Magelang. Kedatangan mereka menjadi satu sarana promosi obyek wisata dan dapat mendongkrak wisata yang ada di Kota Gethuk ini.

Dia menambahkan, kedatangan IPI merupakan momentum penting karena lewat mereka, obyek wisata di Kota Magelang akan semakin dikenal. Ajang ini juga bisa dijadikan sarana komunikasi antar pegiat wisata dari berbagai daerah.”Dengan datangnya para pegiat wisata, tentu semakin mengenalkan potensi wisata di Kota Magelang,” katanya menerima rombongan DPD IPI Jateng di rumah apung TKL Ecopark, Kamis (4/8) malam.

Dalam kesempatan itu, Aziz menyampaikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang berencana membuat event-event yang mampu menarik wisatawan dari luar kota. Mengingat kota ini minim sumber daya alam (SDA). Minimal, lanjut dia, ada tiga hingga enam event per tahun yang melibatkan orang-orang luar daerah. “Kita akan menjadikan event sebagai ikon wisata di Kota Magelang,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPD IPI Jateng Agus Dwiyono menuturkan, pertemuan di Magelang merupakan hal bagus. Dia menilai, perkembangan pariwisatanya cukup bagus. Terlebih dengan banyaknya investor yang masuk, perkembangan infrastruktur, maupun ikon-ikon pariwisata semakin menggeliat.

Hal itu menunjukkan keseriusan pemkot maupun Pemkab Magelang dalam mengembangkan pariwisata. “Kami berharap, ini akan semakin maju sehingga menambah wawasan luasnya destinasi wisata di Kota dan Kabupaten Magelang,” tuturnya.

Agus membeberkan, dengan perkembangan destinasi wisata, terutama wisata malam dapat memancing pegiat-pegiat wisata khususnya dari IPI Jateng, untuk berbondong-bondong datang ke Magelang bersama dengan rombongannya. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)