MAGELANG, Koran Magelang – Ada banyak inovasi untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI. Satu di antaranya datang dari inisiatif para pedagang di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang. Mereka secara swadaya mengumpulkan uang untuk membeli pernak-pernik agustusan seperti bendera, bunga, rumbai-rumbai, hingga membuat ikon patung sapi.
Saat memasuki kawasan Pasar Rejowinangun, semarak kemerdekaan menghiasi setiap sudutnya. Baik di kios maupun los. Selain itu, inovasi ini dilakukan guna menarik para pengunjung pasar. Tentu mereka ikut terpesona melihat kemeriahan yang ditawarkan di pasar.
Seorang pedagang daging sapi Nanik, 50, mengatakan, tiap lapak memiliki ciri khas masing-masing. Seperti halnya di lapaknya yang menghadirkan ikon patung sapi. Sementara untuk pernak-perniknya, ada yang memanfaatkan dari tahun lalu. “Kami simpan, lalu dipakai lagi. Tinggal tambah-tambahin yang lain,” ujarnya, kemarin (10/8).
Sebetulnya, semarak Hari Kemerdekaan di Pasar Rejowinangun sudah ada di tahun lalu. Hanya, tidak semeriah kali ini. Kekompakan itu akan semakin terlihat saat 17 Agustus. Pemasangan pernak-pernik ini sudah ada sejak satu minggu sebelumnya.
Nantinya, setiap lapak bakal membuat tumpeng, baik dari lapak daging, sayur, jajanan, maupun lainnya. Sebagai bentuk rasa syukur. “Harapannya semangat tetap oke dan ekonomi perlahan pulih,” tutur Rosida, pedagang daging sapi lainnya.
Sementara itu, Koordinator Keamanan Pasar Rejowinangun Bripka Matroni menuturkan, kemeriahan ini sebagai satu upaya untuk memulihkan perekonomian yang dua tahun belakangan sempat terjun bebas. Antusiasme para pedagang pasar pun dinilai tinggi hingga mereka mau dan mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda di wilayahnya.
Bahkan, setiap blok dihias semenarik mungkin dan memiliki ciri khas masing-masing. Seperti los daging sapi yang dilengkapi dengan ikon patung sapi. Begitu pula dengan los daging kambing dan ayam. “Ini luar biasa antusias pedagang Pasar Rejowinangun sampai sebegitunya,” paparnya.
Untuk biaya, kata dia, berasal dari masing-masing pedagang. Mereka dengan kesadaran tinggi, melakukan iuran dan patungan untuk membeli segala pernak-perniknya. Patung pun dibuat atas kerja sama mereka.
Saat 17 Agustus mendatang, para pedagang pun bakal melangsungkan upacara. Disusul dengan menampilkan kesenian dan syukuran yang diwujudkan dalam bentuk tumpeng. (aya/bah/sat)