Neutron Yogyakarta
Untuk Tunjukkan Aksi Nyata Nasionalisme

Arak Merah Putih di Tengah Hujan

Arak Merah Putih di Tengah Hujan

MUNGKID – Ratusan warga dari berbagai elemen di Kecamatan Borobudur mengarak bendera Merah Putih sepanjang 100 meter di Jalan Balaputradewa, kawasan Candi Borobudur menuju Tourism Information Centre (TIC) Borobudur, Sabtu (13/8) malam. Tak hanya mengarak bendera, dalam aksi tersebut juga dilaksanakan defile seni budaya, orasi kebangsaan, pentas seni, dan angklung kolosal 1.000 buah.

Aksi bertajuk ‘Tolak Inteloransi dan radikalisme, Perkuat Nasionalisme untuk Indonesia Raya’ ini digelar guna memperingati HUT ke-77 RI. Sekaligus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyatakan semangat nasionalisme secara nyata.

Koordinator Aksi dari Forum Penggerak Kebangsaan Abbet Nugroho menuturkan, aksi ini juga dilakukan sebagai wujud dan komitmen seluruh elemen anak bangsa yang ada di Magelang untuk menjaga keamanan serta keutuhan bangsa dan negara. “Borobudur sebagai ikon peradaban dunia, sehingga wajib kita jaga bersama-sama,” ujarnya di sela acara.

Menurutnya, paham radikalisme dan intoleransi harus dihanguskan hingga ke akar-akarnya. Untuk itu, perlu adanya semangat dan persatuan yang kuat dari seluruh masyarakat dan elemen bangsa. Melalui kegiatan ini, dia mengajak untuk menyatakan secara tegas bahwa Indonesia bebas khilafah, radikalisme, dan intoleransi. Sehingga perlu diperkuat rasa nasionalisme untuk kemajuan bangsa dan negara.

Sementara itu, Camat Borobudur Subiyanto mengapresiasi aksi tersebut. Kendati diwarnai dengan hujan, namun semangat para warganya tetaplah tinggi. Melalui kegiatan seperti ini, lanjut dia, tugas dan kewajiban mereka dapat diimplementasi dan direalisasikan. Terutama untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan itu.

Terlebih, dia mengatakan, Budi Utomo telah mengajak seluruh elemen untuk selalu bersikap nasionalis. “Melalui Soekarno dan Hatta serta para pahlawan, kita telah ditingkali kemerdekaan. Kini tugas kita untuk mengisi dan menjaga NKRI,” jelasnya.

Persatuan dan kesatuan, kata dia, harus dijaga bersama-sama. Menurutnya, persatuan itu layaknya bakso. Ada tahu, mie, seledri, dan bakso. Jika dicampur menjadi satu, tentu menjadi makanan yang enak.Sedangkan kesatuan itu ibarat sebuah teh manis. Jika sudah dicampur dan diaduk, rasanya tetap sama. “Itu semua ibarat negara kita, Indonesia. Meski berbeda-beda, semua tetap satu. Dan kesatuan dari semua perbedaan itu, harus kita jaga bersama-sama,” pintanya. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version