Neutron Yogyakarta

Pucungrejo Inisiasi Layanan Mandiri Berbasis Android

Pucungrejo Inisiasi Layanan Mandiri Berbasis Android

MUNGKID – Pemanfaatan teknologi digital dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, turut mengakselerasi dan memodernisasi pelayanan publik hingga tingkat desa. Selaras dengan hal itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Pucungrejo, Muntilan menginisiasi layanan mandiri berbasis android.

Sekda Kabupaten Magelang Adi Waryanto menyampaikan, pandemi Covid-19 mendorong pemerintah untuk cepat mengadopsi transformasi digital. “Tidak terkecuali dalam area pelayanan publik,” ujarnya sekaligus meresmikan gedung baru Balai Desa Pucungrejo dan tempat evakuasi akhir (TEA) Minggu (14/8) malam.

Menurutnya, kemajuan reformasi birokrasi di bidang teknologi digital merupakan bentuk untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik. Juga memberikan pelayanan, serta sebagai media komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.

Untuk itu, pelayanan digital ini diimplementasikan melalui pelayanan mandiri berbasis android. Di satu sisi, implementasi ini sebagai upaya dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan manajemen yang adaptif, resposif, dan efektif.

Dia berharap kepada pegiat desa digital untuk terus mendorong dan mengembangkan masyarakat desa dengan potensi yang dimilikinya secara optimal. Lantaran peningkatan kualitas layanan bergantung pada para pegiatnya.

Sementara itu, Sekretaris Dispermades Dukcapil Provinsi Jawa Tengah Nurkholis mengatakan, dengan adanya gedung baru balai desa dan TEA Pucungrejo, nantinya pelayanan digital mandiri berbasis android bisa lebih ditingkatkan. Dia berharap, pelayanan ini tidak hanya sekadar berhenti di Pucungrejo, melainkan bisa berkembang ke desa-desa lain.

Karena menurutnya, jika semua desa menjadi smart village dan semakin canggih, maka masyarakat tidak perlu datang ke desa. “Tidak perlu ke kecamatan karena semua akan serba digital,” harapnya.

Kepala Desa Pucungrejo Mukh Mak’ruf optimistis, desanya harus lebih maju daripada desa-desa yang lain. Baik dalam segi fisik balai desa maupun TEA. “Harapan kami, warga Desa Pucungrejo akan lebih mudah dan lebih enak untuk mencari surat atau data. Yang biasanya datang ke balai desa, tidak harus datang, tapi bisa dari rumah,” paparnya. (aya/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version