MUNGKID – Perhelatan Borobudur Night Carnival (BNC) pada Sabtu malam (27/8) berlangsung meriah. Kegiatan ini dinilai dapat membangkitkan gairah kesenian masing-masing daerah dan UMKM, yang merupakan satu modal utama kepariwisataan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Magelang Imam Basori mengatakan, pariwisata mempunyai karakteristik pelestarian alam, budaya, dan seni. Jika semakin dilestarikan, akan mampu menyejahterakan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata, terutama pelaku UMKM.
Di satu sisi, UMKM merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar. Juga berperan sebagai pendistribusian hasil-hasil pembangunan, mengembangkan dunia usaha, dan penambahan APBN dan APBD melalui perpajakan.Sehingga pengembangan UMKM harus dilaksanakan secara terintegrasi. “Dengan pembangunan ekonomi nasional dan berkesinambungan” kata Imam di sela kegiatan.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Magelang Nomor 9 Tahun 2017 tentang pemberdayaan usaha mikro. Regulasi tersebut diharapkan bisa memberikan perlindungan dan manfaat untuk masyarakat pelaku usaha pada umumnya dan khususnya pada pelaku UMKM.
Kebijakan ini dilakukan karena Pemkab Magelang memandang UMKM memiliki peran dan kedudukan yang strategis sebagai kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja. Serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan mampu berperan dalam proses pemerataan, juga peningkatan pendapatan.
Dia berharap, melalui kegiatan ini dapat dijadikan momentum untuk berbagi pengalaman sesama pelaku usaha serta motivasi, inovasi kepada pelaku UMKM. Salah satunya dengan memanfaatkan era digital saat ini dan terus menggaungkan semangat.
Sementara itu, Camat Borobudur Subiyanto menyebut, BNC kali ini diikuti 11 peserta dari kabupaten dan kota se-Jawa Tengah dan 27 peserta dari desa dan instansi di Kecamatan Borobudur. Juga ada sekitar 20 UMKM. Kegiatan ini merupakan event tahunan yang seharusnya sudah terlaksana pada 2018, namun sempat ditunda lantaran terkendala pandemi Covid-19.
Setiap daerah memiliki kesempatan untuk menampilkan keseniannya selama lima menit di depan Kantor Kecamatan Borobudur. Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju finish. Untuk daerah lain, dimulai dari Lapangan Kujon hingga Jalan Medang Kamulan. Sementara peserta dari Borobudur, dari Lapangan Kujon hingga Terminal Borobudur.
Masyarakat sekitar pun memadati area tersebut. Tak jarang, banyak yang berdesakan mencari tempat agar bisa melihat atraksi kesenian sekaligus pernak-penik yang dibawa oleh tiap daerah. Kesenian yang ditampilkan beragam. Seperti Tari Sekar Awur dari Kabupaten Semarang hingga Tari Soreng dari Kabupaten Magelang.
Selain untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI, kegiatan ini sekaligus merayakan HUT ke-72 Jawa Tengah. Untuk itulah, mereka menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Dia berharap, kendati sampai saat ini pandemi Covid-19 masih ada, pihaknya mencoba untuk tetap menjalankan geliat ekonomi masyarakat ini. Sehingga nantinya bisa menjadi event tahunan yang menggelorakan wisata di Borobudur.”Kami mulai lagi di 2022. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kemajuan Borobudur, kemajuan Kabupaten Magelang, dan kemajuan bangsa,” tandasnya. (aya/pra)