Neutron Yogyakarta
Syaratnya Hanya untuk Kepentingan Studi dan Ibadah

Januari Tahun Depan Baru Bisa Naik Candi

Januari Tahun Depan Baru Bisa Naik Candi

MUNGKID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menargetkan, mulai Januari 2023 pengunjung mulai diperbolehkan menaiki bangunan Candi Borobudur. Dengan catatan, hanya untuk kepentingan studi dan ibadah.

Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud Ristek Hilmar Farid menuturkan, pihaknya sudah sepakat dengan para pengelola, baik PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), untuk memberlakukan pembatasan kunjungan saat menaiki candi. Mengingat daya tampung dari candi yang memang terbatas. Nantinya, kata dia, bakal ada ketentuan-ketentuan khusus bagi pengunjung yang hendak menaiki candi. “Tentu untuk kepentingan studi, tapi pengunjung umum yang masuk ke taman, ya pelataran saja, nggak naik ke bangunan candi,” kata Hilmar di Pasar Tegalan, Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Minggu (28/8).

Pihaknya pun telah merancang ketentuan siapa saja yang diperbolehkam naik menuju bangunan candi. Adapun yang diperbolehkan hanya untuk kepentingan ibadah, para siswa dengan tujuan studi atau belajar, dan peneliti. Hanya ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan kebudayaan. Sementara terkait dengan pengunjung yang sekadar ingin berkunjung, hanya akan berurusan dengan pengelola, yakni PT TWC Borobudur. Sedangkan soal perizinan pendidikan dan kebudayaan merupakan ranah dari Kemendikbud Ristek. “Teman-teman Buddhis yang mau ibadah pasti diperkenankan, anak-anak yang mau studi atau belajar, atau para peneliti,” tambahnya.

Saat ini, pihaknya masih fokus untuk pertemuan delegasi G20 di Borobudur. Sehingga ketentuan itu masih dalam proses penggodokan. Terkait tiket, menjadi kewenangan dari PT TWC Borobudur. “Sekarang kami clear area dulu. Kami juga sedang membentuk BLU, jadi ya mudah-mudahan di Januari (2023) sudah beroperasi dengan cara yang tadi,” katanya. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)