Neutron Yogyakarta

Beragam Genre, Banyak Yang Box Office

Beragam Genre, Banyak Yang Box Office

MUNGKID – Industri perfilman mulai bergeliat usai dilanda pandemi. Tahun ini, semua aspek seperti film, teater, seni, musik, dan lainnya bisa dikatakan hampir menyentuh keadaan normal sebelum pandemi.

Aktris Laura Basuki mengaku, dunia perfilman di Indonesia sudah kembali seperti sedia kala. “Harapannya, ke depan bisa terus membaik untuk mengejar ketinggalan kemarin,” ujarnya saat ditemui di Eloprogo Art Galery, Borobudur, Rabu  (7/9).

Menurutnya, sekarang ini, film Indonesia memiliki genre yang lebih luas. Tidak hanya melulu soal komedi, horor, maupun drama. Melainkan juga mengangkat ciri khas masing-masing dan memuat nilai-nilai yang belum pernah ditampilkan sebelumnya.

Dia berharap, akan semakin banyak lagi genre yang ditampilkan untuk masyarakat Indonesia. Agar perfilman Indonesia tidak ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.

Senada dengan Laura, Aktor Reza Rahadian juga mengatakan demikian. Berdasarkan data dan fakta yang ada, kondisi perfilman cukup meningkat secara signifikan. “Ini salah satu tahun yang istimewa. Bahkan, sudah lebih dari sembilan judul di chart box office itu di atas satu juta penonton,” ungkapnya.

Itulah yang bisa menjadi indikator bergeliatnya industri perfilman di Tanah Air. Terlebih, saat ini, industri perfilman tidak terlepas dari seni dan budaya. Karena di dalamnya memuat konstruksi budaya dan seni dari berbagai macam latar belakang.

Dia menambahkan, jika berbicara dunia seni, dengan tumbuh dan mulainya event-event berskala besar, dapat menjadi satu indikasi yang baik. Bahwa seniman-seniman mulai aktif berkarya.Hal itu terlihat di tahun ini yang memasuki kuartal kedua. Dia mulai bisa melihat progres-progres yang terjadi. “Terlebih, dua tahun lebih pandemi lumayan memukul dunia seni,” imbuhnya. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)