Neutron Yogyakarta

Delegasi Tanam Puluhan Pohon di Candi Borobudur

Delegasi Tanam Puluhan  Pohon di Candi Borobudur

MUNGKID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak para delegasi G20 bidang kebudayaan untuk menanam pohon di Lapangan Kenari, Kompleks Candi Borobudur (12/9). Hal itu sebagai aksi nyata memperkuat konsep hidup yang berkelanjutan, serta menunjukkan peran budaya demi tercapainya bumi lestari.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, kebudayaan merupakan dasar utama dalam sebuah kehidupan. Menurutnya, penanaman pohon di Candi Borobudur ini juga memberikan gambaran penyatuan antara kehidupan dan kebudayaan.

Di sisi lain, penanaman pohon ini menjadi satu wujud nyata bagi Indonesia dengan negara-negara G20 lainnya. “Demi melestarikan bumi kita,” ujar Nadiem.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek Hilmar Farid menuturkan, kegiatan ini bertujuan untuk menambah keindahan sekaligus memperkuat tema G20 Kebudayaan. Yakni menjadikan bumi lestari secara simbolis. Hal itu dapat menjadi inspirasi sekaligus suatu sarana edukasi bagi para delegasi G20, untuk memulihkan dunia dimulai dari langkah kecil.

Pada kegiatan ini, Kemendikbudristek menyiapkan lima jenis benih pohon yang terinspirasi dari relief Lalitavistara dan Avadhana Candi Borobudur. Di antaranya benih tanaman Nagasari (Mesua ferrea L) yang melambangkan istana dan hutan, juga benih tanaman Pulai (Alstonia scholaris L.R.Br) berarti pohon yang berdaun lebat dan suci.

Kemudian benih Pohon Tanjung (Mimusops elengi L.) sebagai tanaman suci yang diasosiasikan dengan Sang Budha, benih pohon Asam Jawa (Tamarindus indica L), dan benih Pohon Kenari (Canarium indicum L).

Para delegasi G20 yang terlibat dalam penanaman pohon ini sangat antusias saat menanam benih pohon. Terlebih, mereka menggunakan sekop yang sudah disediakan. Lalu, dilanjutkan dengan penyiraman air menggunakan gayung dari batok kelapa.

Dia menambahkan, kegiatan ini merupakan sebuah simbol bahwa semua bersatu untuk melestarikan bumi. Melalui jalan kebudayaan demi membuahkan sesuatu yang baik nantinya.

Sebagai pemimpin dalam pertemuan delegasi G20 bidang kebudayaan, diharapkan dapat memperkuat esensi. “Untuk memulihkan sekaligus melestarikan bumi kita sekarang hingga di masa yang akan datang,” tandas Hilmar. (aya/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)