MAGELANG – Mural bernilai edukatif di daerah Menowo, Kota Magelang kembali ditimpa grafiti oleh oknum tidak bertanggung jawab. Mural bertajuk ‘anak yatim piatu tidak meminta, tapi kita wajib peduli’ ini pernah mengalami hal yang sama. Tepatnya pada Mei 2022.
Mural karya dua seniman Magelang Tomi dan Subki ditimpa grafiti bertuliskan ‘Xoter’ dengan warna abu-abu, bagian luar hitam, dan garis batas berwarna merah. Pada huruf O ditambahkan tulisan ‘Don’t play with me!’. Jika dilihat, grafiti ini tentu mengganggu karya yang sudah ditorehkan.
Mural itu menceritakan soal kepedulian seseorang terhadap anak yatim piatu. Yang divisualisasikan dengan tokoh punokawan, seperti Semar yang dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan penuh kasih sayang.
Pelukis mural Subki menilai, anak-anak muda yang melakukan aksi tersebut hanya ingin menumpang tenar. Namun, tidak pada tempatnya atau salah alamat. “Wong saya ini bukan apa-apa, tapi kok nebeng tenarnya ke saya,” ujarnya, Minggu (18/9).
Padahal, kata dia, karya yang dibuat murni bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Tidak bermaksud memprovokasi atau semacamnya. Sehingga untuk melukisnya kembali, tergantung permintaan dari masyarakat. Entah meminta untuk diperbaiki atau membuat lukisan atau mural baru.
Namun, jika masyarakat meminta untuk diperbaiki, dia menyatakan siap. Setelah ditimpa oleh grafiti bertuliskan ‘Pablo Bagor Kemo’ pada Mei lalu, mural tersebut sempat diperbaiki hingga menampakkan lukisan sebenarnya. Setelah ketiga pelaku diamankan oleh Polres Magelang Kota.
Subki mengetahui jika karyanya ditimpa grafiti oleh partnernya, Tomi. Pada Sabtu (17/9), Tomi melintas di pertigaan lampu merah Menowo, tempatnya membuat karya. Bahkan, perbuatan oknum tidak bertanggungjawab itu diunggah oleh akun Instagram @magelang_raya dan menuai beragam respons dari masyarakat.
Subki mengaku, tidak berniat untuk menuntut perbuatan tersebut. Dia menyerahkannya kepada masyarakat dan kepolisian. “Ya terserah masyarakat, terserah mereka. Saya tidak ada niat menuntut. Kami fokus saja ke satu isu dulu,” bebernya.
Sementara itu, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengaku, belum menerima laporan terkait adanya perbuatan tersebut. Dengan minimnya sarana CCTV, membuat pelaku akan susah untuk diidentifikasi. “Makanya kita harus pasang CCTV, sehingga kita tahu siapa yang melakukan. Nanti kita akan coba (pasang) CCTV di daerah itu,” tegasnya. (aya/pra)