MUNGKID – Aliran air di Sungai Tangsi, tepatnya di bawah jembatan penuh sampah. Yang berasal dari sampah rumah tangga, ranting, akar pohon, maupun batang bambu. Banyaknya sampah tersebut membuat laju air terhambat, bahkan menutupi lima dari enam pintu jembatan.
Berdasarkan pantauan, sampah tersebut berserakan memenuhi aliran sungai. Jembatan Tangsi memiliki enam pintu air, beberapa di antaranya tersumbat sampah dengan tinggi sekitar tiga meter. Di hari kedua, Selasa (20/9), para pekerja sudah berhasil membuka tiga pintu dan airnya sudah bisa mengalir.
Jembatan Tangsi ini letaknya berbatasan Kecamatan Tempuran dengan Salaman. Sampah-sampah yang terbawa arus sungai kebanyakan berasal dari tanah longsor yang terjadi di kawasan Kajoran. Yang mana, material-material longsor tersapu hingga terbawa hingga menuju hilir di Sungai Tangsi.
Sub Koordinator Jalan dan Jembatan 1 Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wilayah Magelang Dewa Puji Santosa mengatakan, pada Jumat (16/9), dirinya mendapat laporan adanya penumpukan sampah di Jembatan Tangsi. Bahkan, menghambat laju aliran air. Sehingga dia meminta Kelompok Masyarakat Bina Marga (Pokmas Bima) untuk menanganinya.
Sampah-sampah yang berada di bawah jembatan, akan dibersihkan seluruhnya. Karena jika dibiarkan terus menerus, dikhawatirkan bakal mengganggu bangunan jembatan dan banjir ketika memasuki musim penghujan.
Pembersihan itu, dilakukan mulai Senin (19/9). Kemudian, dilanjutkan hingga pintu-pintu air tersebut benar-benar bersih. “Itu tiga saluran yang masih terhambat (sampah), dibersihkan semua. Kalau tidak, nanti bisa membahayakan bangunan jembatan,” bebernya, Selasa (20/9).
Dia mengimbau agar warga tidak membuang sampah maupun tanaman di aluran sungai. Karena bisa menyebabkan banjir dan lainnya.
Anggota Pokmas Bima BPJ Wilayah Magelang Miftahuddin Nur Huda mengatakan, sampah yang berupa ranting, akar pohon, dan bambu membuat aliran air di bawah jembatan tersumbat. “Dilaporkan Jumat kemarin, ini baru dikerjakan dua hari,” tuturnya.
Dia bersama tiga orang lainnya membawa beberapa alat untuk bisa membuka akses air. Pengerjaan ini akan terus dilanjutkan hingga bersih dari sampah. “Yang bisa dilewati air, hanya satu pintu dari enam pintu. Sekarang pengerjaannya sudah 50 persen,” bebernya. (aya/pra)