MUNGKID – Sebanyak 38 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan keracunan. Dugaan para siswa yang keracunaan setelah membeli jajanan di depan sekolah sebelum jam pelajaran berlangsung.
Setelah memakan jajanan, mayoritas dari mereka mengalami mual, muntah, dan pusing. Akibatnya, guru serta petugas kepolisian dan Koramil Mertoyudan terpaksa mengevakuasi ke rumah sakit terdekat. Yakni RSUD Tidar dan RS Harapan, Kota Magelang sekitar pukul 10.00.
Mengetahui itu, tim medis dari RSUD Tidar lantas memberikan pertolongan pertama. Berdasarkan pantauan, para siswa didampingi beberapa guru dan orang tua memenuhi ruang unit gawat darurat (UGD). Para siswa berada di brankar dengan infus di tangan dan terbaring lemas.
Kapolsek Mertoyudan AKP Sujarwanto mengatakan, ada laporan bahwa telah terjadi keracunan siswa di MI Maarif Bulurejo. Mereka diketahui membeli jajanan di depan sekolah berupa jasuke dan mi tumplek. “Itu terjadi pada sebelum jam pertama (dimulai), mereka jajan jasuke dan mi tumplek,” ujarnya saat ditemui di RSUD Tidar, Rabu (21/9).
Menurut keterangan yang dihimpun, setelah memakan dua jenis jajanan itu, mereka merasa mual dan pusing. Lantaran memakan banyak korban, mereka akhirnya dievakuasi. Di RSUD Tidar ada 17 siswa dan RS Harapan sebanyak 21 siswa.
Menindaklanjuti kasus tersebut, pihak kepolisian sudah mengamankan seorang pedagang jasuke untuk dimintai keterangan. Sementara untuk pedagang mi tumplek masih dilakukan pencarian.
Sujarwanto pun belum bisa memberikan komentar dugaan sementara kasus tersebut. Lantaran dirinya belum mengetahui betul jenis makanan apa yang membuat para siswa keracunan. Mengingat masih dalam proses identifikasi. Terutama barang bukti berupa muntahan dari siswa dan sampel makanan.
Jika terbukti dugaan keracunan siswa akibat dari makanan yang mereka jual, pihak kepolisian akan melakukan upaya pertanggungjawaban sesuai aturan yang berlaku. “Kami juga sudah mengamankan sempel sisa makanan dari siswa untuk diselidiki bersama petugas identifikasi Polres Magelang,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medis dr. Susini Rangkai Sari menyebut, sekitar pukul 10.00, ada 17 siswa dari sekolah tersebut datang ke UGD untuk memohon layanan. Lantaran ada keluhan yang mana para siswa itu mengalami mual dan muntah usai mengonsumsi makanan.
Pihaknya pun telah melakukan perawatan sesuai prosedur. Para siswa langsung mendapatkan layanan berupa pemberian cairan atau infus. Beberapa dari mereka masih dalam proses observasi oleh tim RSUD dan harus menjalani rawat inap.
Dia menyebut, yang terindikasi untuk melakukan perawatan lanjutan sejumlah empat anak. Untuk diagnosis medis, lanjut dia, perlu melakukan kajian lebih lanjut. Dengan gejala muntah, mual, dan pusing. “Sementara 13 lainnya masih dalam proses observasi terkait kondisinya,” jelas dia.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Magelang Panut akan memberikan edukasi kepada tiap madrasah soal jajanan. Menurutnya, pedagang-pedagang di seputar madrasah, kesehatannya harus terjamin. “Kami ahrus memberikan edukasi. Nanti melebar, tidak hanya di MI Maarif Bulurejo saja, tapi semua (madrasah),” tegasnya. Dia menambahkan, nantinya akan ada surat imbauan kepada madrasah jajanan yang dibeli, harus dipastikan sehat. Sehingga kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali. (aya/bah)