MUNGKID – Balai Konservasi Borobudur (BKB) berharap beberapa situs di sekitar kawasan Candi Borobudur dapat menjadi wisata alternatif. Untuk memecah pengunjung agar tidak mengunjungi di Candi Borobudur saja. Seperti halnya di Situs Samberan.
Berdasarkan laporan Record of Decision (RoD) dari Belanda, candi dengan struktur batu bata kuno ini bercorak Hindu. Terletak kurang lebih 4 kilometer dari Candi Borobudur. Tepatnya di Dusun Samberan, Ringinanom, Tempuran.
Kepala BKB Wiwit Kasiyati menuturkan, situs tersebut sudah dilakukan ekskavasi sebanyak tiga kali. Namun, masih ada upaya untuk memperlebar kembali struktur candi di akhir tahun ini. “Kami akan revisi anggaran karena yang bagian atas belum tersingkap semua,” ujarnya Kamis (22/9).
Terlebih, sudah ada beberapa temuan yang semakin memperjelas candi batu bata terbesar se-Jateng ini. Seperti umpak yang berjumlah enam. Hal itu mengindikasikan bahwa pembangunan candi Hindu itu untuk aktivitas keagamaan.
Selain itu, juga ditemukan arca berbahan perunggu dan potongan arca berfragmen batu. Penemuan itu berdasarkan hasil dari georadar. Di sekitar candi itu, masih ada indikasi adanya struktur yang kemungkinan berupa pagar. “Dimungkinkan adanya pagar. Tapi, kami belum membuka itu,” jelas Wiwit.
Selain Situs Samberan, ada juga situs-situs lain. Seperti Situs Plandi, Brongsongan, Dipan, dan Bawangan. Situs tersebut, lanjut Wiwit, akan menjadi bagian dari wisata. Yang bisa memberikan warna terhadap Candi Borobudur yang dikelilingi candi bercorak Hindu.
Namun, BKB akan menata beberapa situs terlebih dahulu. Termasuk lingkungannya. Karena objek wisata identik dengan adanya tempat parkir, edukasi yang berupa narasi sejarah situs, dan juga ekonomi kreatif.
Wiwit menyebut, memang sudah ada situs lain yang sudah terlihat strukturnya. Namun, secara keseluruhan belum diungkap. “Kami pakai skala prioritas. Tahun ini sasarannya Situs Samberan,” lanjutnya.
Untuk Situs Samberan, kata dia, akan dilanjutkan proses ekskavasinya setelah rampung pada Senin (19/9) lalu. Karena seluruh struktur belum terbuka. “Anggaran yang pertama sudah habis. Kemudian dari anggaran yang ada, masih bisa kita revisi untuk menambah lagi. Supaya informasi ke masyarakat lebih jelas,” tandasnya. (aya/eno)