MAGELANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang akan kembali menggelar Kompetisi Roket Terkendali tingkat SMP se-Kota Magelang Kamis (29/9). Kompetisi ini sebagai upaya menumbuhkembangkan pengetahuan di bidang IPTEK kepada para pelajar.
Sebelum kompetisi digelar, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi dan workshop yang diikuti oleh 100 peserta. Terdiri dari 24 tim dari SMP/MTs negeri maupun swasta di Kota Magelang. Setiap tim terdiri dari tiga siswa, satu pembimbing sekolah, dan satu pembimbing roket terkendali dari IST AKPRIND Jogja.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Handini Rahayu menjelaskan, kompetisi ini rencananya akan dilaksanakan di Lapangan Moch Soebroto Kota Magelang. Tujuannya untuk menumbuhkembangkan budaya IPTEK bagi masyarakat.
Terutama bagi generasi muda yang berminat terhadap bidang sains melalui imajinasi, percobaan, dan permainan. Dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Pemkot juga ingin mengenalkan lebih dalam bidang sains dan teknologi. “Sebagai upaya membangkitkan minat dan bakat generasi muda dalam bidang kedirgantaraan,” ucapnya di Aula Adipura kompleks kantor Pemkot Magelang Kamis (22/9).
Kompetisi ini diharapkan bisa memberikan apresiasi kepada para pelajar terhadap IPTEK. Melalui suatu pembelajaran sains yang menyenangkan dan mendukung kurikulum pendidikan sekolah, khususnya bidang sains.
Selain itu, untuk membangkitkan rasa percaya diri, daya saing, dan nasionalisme pada generasi muda. Dia menyebut, bagi yang berhasil dalam kompetisi roket terkendali ini, akan mendapatkan penghargaan berupa piagam dan hadiah lomba dengan total hadiah Rp 13 juta.
Sementara itu, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menuturkan, kompetisi di bidang IPTEK memang harus dibudayakan. Untuk merangsang keingintahuan dan semangat berinovasi masyarakat, khususnya bagi generasi muda.
Roket terkendali ini tidak sekadar roket air, namun ada kontrol dan pengukuran. Terlebih, roket tersebut bisa digunakan untuk mengetahui cuaca. “Ini adalah jalan pintu masuk bagi anak-anak, yang ke depan bisa dikembangkan lebih tinggi lagi teknologinya, seperti motor EDF,” ujar Aziz.
Dia berharap, workshop ini dapat menghasilkan inovasi yang memiliki nilai. Aziz juga meminta kepada para peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan kompetitif dan menyenangkan.
Setelah workshop, para peserta lantas melakukan uji coba peluncuran 10 roket terkendali di lapangan belakang kantor Pemkot Magelang. Banyak yang antusias saat meluncurkan, tapi ada juga yang belum berani mengoperasikan ponsel yang sudah terintegrasi dengan roket.
PIC IST AKPRIND Jogja Taufiq Hidayat mengatakan, kegiatan semacam ini memang rutin digelar oleh Pemkot Magelang. “Jadi, tadi saat workshop kami ajak mereka merakit roket dari botol. Kemudian dipotong sesuai rancangan,” jelasnya.
Dia menjelaskan, roket terkendali ini membawa misi. Yakni adanya sensor yang bisa mendeteksi ketinggian, cuaca, temperatur, tekanan, dan lain sebagainya. Melalui ponsel yang telah terintegrasi dengan aplikasi khusus. Uji coba peluncuran ini dapat menentukan keberhasilan dari roket yang telah dibuat.
Pengendali dapat mengatur tekanan luncur yang diberikan. Saat roket jatuh, para peserta dapat menilai sejauh mana jarak antara titik luncur dengan titik jatuh. Hal ini merupakan satu implementasi gerak melengkung beraturan pada mata pelajaran fisika.
Dia menyebut, salah satu permasalahan yang dihadapi adalah saat hendak membuka parasut. Seharusnya, pengendali atau yang mengoperasikan ponsel, lebih jeli dalam mengatur waktu. Agar parasut bisa terbuka dari ketinggian. Dia berharap, dengan adanya kompetisi ini, para pelajar bisa lebih menyukai ilmu fisika. (aya/eno)