Neutron Yogyakarta

Dorong IKM Pangan Terapkan Standar Mutu

Dorong IKM Pangan Terapkan Standar Mutu

MAGELANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang mendorong industri kecil menengah (IKM) pangan untuk menerapkan standar mutu yang disyaratkan. Agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan memiliki kemasan produk yang bagus.

Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang menggelar Pelatihan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) bagi IKM Pangan di Hotel Atria, Kota Magelang. Kegiatan ini berlangsung pada 26-29 September, dengan peserta sejumlah 30 orang IKM Pangan dari Kota Magelang. Mulai dari produk roti atau kue, aneka sambal, aneka kripik, gethuk, dan sebagainya.

Kepala Disperindag Kota Magelang Syaifullah mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang manajemen mutu pangan. Terutama yang dipersyaratkan apabila usaha olahan pangan ini ingin menembus pasaran yang lebih luas, seperti pasar ekspor.

Pengetahuan tentang HACCP ini meliputi pengenalan prinsip-prinsip produksi yang memenuhi syarat keamanan proses produksi di setiap tahapannya. “Hingga tersaji di hadapan konsumen sebagai produk yang aman untuk dikonsumsi,” jelas Syaifullah.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz berharap, IKM pangan di Kota Magelang dapat terus memberikan kualitas yang terbaik bagi konsumennya. Mengingat setiap produk harus memiliki standar mutu sesuai yang ditetapkan. Selain mutu, permasalahan untuk UMKM ada pada mekanisme pemasaran. Dia meminta agar nantinya harus ada festival. “Agar mutunya bisa dinilai,” katanya.

Aziz optimistis produk Kota Magelang bisa dipasarkan lebih luas lagi. Pemkot juga mendorong IKM pangan untuk mengembangkan digital marketing dan bergabung dengan program unggulan kelurahan entrepreneurship center (Magelang Keren).

Terlebih, Magelang ini termasuk kota kecil, sehingga mutu dari makanan harus dijaga betul. “Jangan berpikir pasarnya hanya dari Kota Magelang, tapi berpikir pasarnya di luar Kota Magelang. Karena penduduk kita hanya 127.400 jiwa,” paparnya.

Menurut Aziz, produk makanan di Kota Magelang telah layak dipasarkan di tingkat nasional. Bahkan ke luar negeri, khususnya dalam rangka menjalin hubungan kerja sama kota kembar dengan Kota Tula, Rusia. Yang penting syarat seperti NIB, PIRT, mutu terjamin, serta merek.

Narasumber acara Kurnia Andhika Sari memaparkan, terkait good manufacturing practices (GMP), salah satu prasyarat dari HACCP. GMP membahas mengenai persyaratan minimum yang harus dipenuhi pada seluruh mata rantai makanan, mulai bahan baku sampai produk akhir.

Penerapan GMP memiliki berbagai manfaat baik bagi pemerintah maupun industri. Bagi pemerintah, GMP dapat melindungi konsumen dari penyakit atau kerugian. Termasuk diakibatkan oleh olahan pangan yang tidak memenuhi persyaratan.

Selain itu, juga memberikan jaminan kepada konsumen bahwa olahan pangan yang dikonsumsi merupakan produk yang layak. Sedangkan bagi industri penerapan GMP berguna untuk memproduksi dan menyediakan pangan olahan yang aman dan layak bagi konsumen.

“Juga untuk mempertahankan atau meningkatkan kepercayaan dunia internasional terhadap pangan olahan yang diproduksi,” imbuh Kurnia. (aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)