Neutron Yogyakarta

Terkena Tol, SDN Mejing 2 Berharap Direlokasi

Terkena Tol, SDN Mejing 2 Berharap Direlokasi

MUNGKID – Proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen melintasi 44 desa di Kabupaten Magelang. Proyek tersebut jelas akan memakan banyak lahan dan bangunan. Termasuk SD Negeri 2 Mejing, Kecamatan Candimulyo.

Kepala Sekolah SD Negeri Mejing 2 Zumrotul Fitriyah membenarkan jika sekolah yang diampunya terkena dampak proyek tol. Namun, dia mengaku, sebelumnya tidak tahu-menahu soal pemasangan patok. “Tapi, pemasangan patoknya tidak ‘kulo nuwun’. (Petugas) datang masuk gerbang, masang patok, selesai. Itu kata penjaga saya,” jelasnya saat ditemui di kantornya, Kamis (29/9).

Saat itu, dia tidak berada di sekolah. Sehingga tidak mengetahui betul waktu pemasangan patok. Dia juga sempat bingung. Kepada penjaganya, dia bertanya, ada omongan atau penjelasan atau tidak. Mengingat sekolah itu merupakan aset negara dan proses penghapusannya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang.

Kemudian, dia juga sempat bertemu dengan Kepala Kecamatan Candimulyo. Bertanya soal kejelasan patok tersebut. “Saya tanya, ‘pak, kalau ada patok begitu, gimana?’. Beliau menjawab, ‘relokasi buk. Masak tempat umum untuk belajar anak-anak, jadi bising’ gitu,” jelasnya.

Selang beberapa hari, ada pegawai dari Balai Desa Mejing dan bertemu dengan beberapa guru. Mereka juga menanyakan soal adanya patok tersebut. Sedangkan pegawai itu mengatakan, yang digusur hanya sebatas patok saja.

Kemudian, sekolah bakal dihadapkan ke arah Timur. Yang nantinya sawah di sebelah Timur akan dibeli oleh pihak desa. Namun, lanjut Zumrotul, penjelasan tersebut tidak resmi karena belum memiliki dasar yang kuat. Pemasangan patok itu, kata dia, sudah ada sejak lama. Sekitar lima bulan yang lalu.

Kemudian, ada juga pegawai bagian aset dari Disdikbud Kabupaten Magelang yang datang ke sekolah untuk melakukan peninjauan terkait gedung dan sarana prasarana. Saat itu, dia menuturkan, ada patok di sekolah. “Pegawainya bilang, ‘oh iya bu. Saya catat bahwa di SD N Mejing 2 ada patoknya’. Lalu, dicatat dan dilaporkan ke dinas,” tuturnya.

Zumrotul juga tidak mengetahui betul prosesnya seperti apa. Mengingat dia pernah mendapat informasi jika tindak lanjut dari patok itu antara pihak sekolah dan Balai Desa Mejing. “Pihak desa yang akan menindaklanjuti kegiatan itu kalau pembangunan tol sudah dilaksanakan,” imbuh dia.

Dia menuturkan, yang bakal terdampak proyek tersebut adalah ruang Teknologi Imformasi dan Komunikasi (TIK), kelas 1, dan kelas dua untuk sebelah kiri. Sedangkan sebelah kanan ada Musala dan perpustakaan. Tapi, logikanya jika ada patok tidak serta-merta langsung menjadi jalan. Pasti akan ada beberapa tempat yang dibongkar.

Zumrotul mengutarakan, jika memang proyek ini dari pemerintah, pihak sekolah akan mengikutinya. Yang terpenting, kata dia, siswa-siswa harus diperhatikan. “Jangan sampai dipindahkan yang jauh-jauh, kalau bisa tetap seputar sini,” bebernya.

Dengan jumlah 136 siswa dan dikategorikan sekolah gemuk, dia berharap, agar pemerintah membangun SD N Mejing 2 di lain tempat. “Kalau bisa, ya status sekolahnya jangan dihapus. Kalau di sini bising, kami mohon untuk dipindahkan ke tempat yang layak untuk belajar,” tambahnya.

Tempat yang sekarang pun, kata dia, belum merasa berhasil untuk memberikan pembelajaran yang nyaman kepada siswa. Proyek pembangunan tol Jogja-Bawen ini pun dimungkinkan bakal ramai. Terlebih jika pembangunan selesai. Jika memang bising, dia meminta, agar diusahakan untuk relokasi.

Sementara itu, Kepala Desa Mejing Muntowiyah mengatakan, belum berkoordinasi dengan pihak lain terkait hal itu. Kemungkinan, kata dia, bisa saja SD Negeri Mejing 2 bergeser. Karena masih ada lahan bengkok di seputaran sekolah.

Dia menyebut, ada 122 lahan dan bangunan yang terdampak proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen. “Nanti mau dirapatkan dan digeser ke belakang. Kalau untuk warga lain, sosialisasi sudah. Tapi, kami tidak tahu pelaksanaannya,” jelasnya. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)