Neutron Yogyakarta

Bangun 20 Rumah Sehat dan Satu Musala

Bangun 20 Rumah Sehat dan Satu Musala

MAGELANG– Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) gencar membangun rumah sehat atau layak huni di beberapa lokasi. Sebanyak 20 rumah dan satu musala di Kampung Gumuk Sepiring, Tidar Utara telah dibangun berkat kerja sama dengan berbagai pihak.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyebut, usulan pembangunan rumah layak huni dan musala di Kampung Gumuk Sepiring sudah ada sejak 2017. Namun, tahun ini baru direalisasikan. Dia berpesan, agar musala yang sudah dibangun, bisa digunakan untuk beribadah dan berkegiatan.

Aziz berharap, ada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di kampung tersebut. “Saya berharap banyak nanti lahir pemimpin dari sini. Saya yakin, nanti ada orang saleh dari sini yang mengajarkan agamanya dengan baik,” bebernya di sela peresmian, Selasa (4/10).

Kendati sudah dibangun rumah layak huni dan musala, dia juga meminta agar akses jalan menuju Kampung Gumuk Sepiring diperbaiki. Mengingat jalan yang harus dilalui menuju kampung itu, hanya terbuat dari bambu yang sewaktu-waktu bisa putus.

Sementara itu, Kepala Disperkim Kota Magelang Bowo Adrianto menuturkan, kegiatan pembangunan rumah sehat ini mulai dilakukan sejak awal Maret. Tentunya dibantu dengan jajaran TNI dan corporate social responsibility (CSR). Setidaknya ada 20 rumah yang telah dibangun dengan jalan beton dan satu musala dengan luas 2.010 meter persegi.

Tahun ini, sesuai penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022, pemkot bekerja sama dengan TNI dan telah memperbaiki 72 rumah tidak layak huni (RTLH). Kemudian, disusul dengan perubahan APBD 2022, menjadi 97 unit RTLH dan akan terus bertambah.

Pembangunan rumah ini dibantu dengan kerja sama masyarakat dan TNI. Bahkan, masyarakat nampak antusias membantu agar cepat terealisasi. Selain itu, juga ada dapur umum untuk para anggota TNI di kampung tersebut. “Mereka mengorbankan harinya sehingga tidak mendapat penghasilan,” sebut Bowo.

Tanah yang digunakan untuk membangun rumah tersebut, berasal dari tanah masyarakat. Mereka menyediakan lahan dengan cara iuran. Sementara pemkot mencari alokasi dana pembangunan. Dia menyebut, masih ada 2.579 RTLH di Kota Magelang yang perlu mendapat perhatian.

Untuk tindak lanjutnya, kata dia, pada 2022, telah dianggarkan jalan lingkungan sepanjang kurang lebih 85 meter. Pada 2023, nantinya akses jalan disambungkan menuju Kampung Kiringan, Tidar Utara. Namun, rencananya tidak untuk dilalui kendaraan roda empat. Lantaran untuk tetap mempertahankan keaslian dan kehijauan lingkungan di Kampung Gumuk Sepiring. Terlebih, lingkungan itu sudah dipetakan untuk area hijau.

Namun, pihaknya khawatir jika ada perubahan atau pelebaran jalan yang bisa dilalui mobil, sehingga banyak warga yang akan membangun rumah di kampung tersebut. “Nanti area yang hijau akan berkurang,” ungkapnya. (aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)