MAGELANG – Jika sedang berkunjung ke Amerika Serikat dan berkunjung ke hotel, bisa jadi salah satu produknya dari Magelang. Karena produk kerajinan kerang laminasi dari Magelang sudah diekspor ke Negeri Paman Sam. Bagaimana ceritanya?
Produk kerajinan kerang laminasi dari Sabila Craft diekspor ke Amerika Serikat. Adapun jumlahnya ada 28 item atau sekitar sembilan ribu buah dalam satu kontainer senilai 32.345 USD. Seperti perlengkapan kamar mandi berupa tempat sampah, kotak tisu, tempat sabun, tempat handuk, hingga kursi.
Pemilik Sabila Craft Prajoko menuturkan, sejak dia mendirikan Sabila Craft, pangsa pasar yang dituju memang ke luar negeri. Jenis kerang simping yang digunakannya, berasal dari sepanjang pantai utara. Dia memesan dan membelinya. Selama pandemi, produksi kerajinan kerang ini tidak berehenti. Jalan terus, tapi hanya sedikit. Mengingat permintaan juga turun.
Kendati demikian, dirinya sudah pernah melakukan pameran di dalam maupun luar negeri, seperti Korea, Hingkong, hingga Malaysia. Hingga pada akhirnya ada banyak pembeli yang tertarik pasa produknya. Namun, banyak juga pembeli yang meminta sampel, tapi gratis. Praktis hal itu ditolak olehnya.
Prajoko menyebut, pembeli yang serius adalah ketika berkenan membeli sampel atau contoh produk, sekaligus membayar ongkos kirimnya. “Itu kami layani. Ada buyer dari Amerika, begitu tertarik, dia beli sampel. Nilainya cuma Rp 1,5 juta dan ongkosnya Rp 6 juta,” jelasnya di Kantor Disperindag Kota Magelang, Kamis (6/10).
Dari pembelian contoh tersebut, ternyata semakin tertarik untuk membeli produk lainnya. Pembeli asal Amerika Serikat itu, biasanya membeli produk kerajinan dari Vietnam, Thailand, dan India. Ini kali pertama berbelanja ke Indonesia. “Per 1 Juli kemarin akhirnya deal dengan nilai 32 ribu USD. Dia janji, kalau sukses dan puas, akan order lagi dua setengah kali lipat,” imbuhnya.
Sebelumnya, sejak 2009-2017, dirinya menjadi supplier trading di Jogja, Solo, dan Semarang. Mereka memiliki buyer. Prajoko hanya menyuplai barang tanpa tahu dari negara mana yang sudah memesan produknya. Saat ditanya omzet, kata dia, setiap bulan tidak menentu. Kadang naik, kadang turun. Tidak bisa konsisten. “Baru kali ini dapat order satu kontainer dan direct langsung dengan buyer,” bebernya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, M Arif Sambodo mengatakan, berdasarkan data dari penggunaan Dokumen Keterangan Asal (DKA) di Jawa Tengah pada periode Januari-Agustus 2022, ekspor nonmigas Kota Magelang mencapai 3,12 juta USD.
Dia mengatakan, Sabila Craft merupakan sumbangsih dari 24 eksportir di Kota Magelang. “Produknya didominasi barang dari kayu atau albasia bare core, rempah-rempah, dan barang dari plastik,” bebernya.
Sabila Craft ini, lanjut dia, merupakan salah satu peserta Export Coaching Program (ECP) 2019. Pada 2019, Sabila Craft meningkatkan ekspor perdana ke Korea Selatan senilai 2.100 USD. Sedangkan tahun ini, Sabila Craft melakukan ekspor secara mandiri ke Miami, Florida, Amerika Serikat sebanyak satu kontainer senilai 32.345 USD.
Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan, Kementerian Perdagangan Sugih Rahmansyah bersyukur, meski di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, tapi masih ada celah peluang untuk melakukan ekspor. “Sabila ini contoh nyata bahwa masih bisa memanfaatkan peluang yang ada,” bebernya.
Hal ini juga sejalan dengan mandat dari Presiden kepada Kementerian Perdagangan, bahwa harus mendorong ekspor non-migas. Juga para pelaku UMKM yang siap untuk ekspor.
Dia menyebut, perjalanan Sabila Craft untuk ekspor, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, diiringi dengan kerja keras. “Inilah contoh pelaku UMKM yang gigih bekerja keras dan telaten dalam pemasaran serta pengembangan produk melalui digital marketing,” jelasnya.
Sugih berharap, ekspor kali ini tidak hanya menjadi yang pertama. Namun, terus berlanjut. Dia berharap, apa yang telah dilakukan oleh Sabila Craft ini dapat menggugah semangat para pelaku UMKM di Kota Magelang.
Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur mengatakan, untuk sampai pada tahap ini, tentunya sudah melalui proses yang panjang dan tidak mudah. Terlebih untuk menembus pasar internasional, seperti AS.
Menurutnya, UMKM merupakan pilar dalam membantu pembangunan Indonesia. Sebab, memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan, menyerap banyak tenaga kerja.
Kendati demikian, kemampuan ekspor UMKM di Kota Magelang masih terbatas, yakni sekitar 14,37 persen. Selain itu, pemanfaatan e-commerse juga masih rendah, kisaran 21 persen.
Kemudian, masih terdapat berbagai kendala seperti minimnya permintaan pasar luar negeri. Juga kualitas dan kapasitas produk, sertifikasi, hingga kendala logistik, seperti tingginya biaya pengiriman.
Dengan demikian, dia berharap kepada para stakehokder terkait untuk terus memberikan dukungan. Baik berupa eksistensi, pembinaan, atau dukungan lainnya. “Agar semakin banyak permintaan produk Kota Magelang yang go international,” ujarnya.
Kota Magelang ini, kata dia, berada di wilayah yang tidak begitu luas. Namun, potensi UMKM, khususnya olahan makanan dan kerajinan cukup banyak dan potensial. Seperti makanan ringan berupa roti dan kue, maupun bumbu siap saji. Serta berbagai produk kerajinan seperti mainan anak, kerajinan kerang, dan tenun.
Pemkot Magelang melalui Disperindag juga terus mendorong upaya mengembangkan UMKM. Terutama dengan meningkatkan produk unggulan, promosi, memperluas jaringan pemasaran. Tentunya dengan diimbangi dengan peningkatan kualitas dan volume perdagangan produk unggulan daerah secara berkesinambungan. (aya/pra)