MAGELANG – Pola pikir atau mindset para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan usaha, masih kurang. Banyak dari mereka yang sudah puas dengan pencapaian saat ini. Belum terlalu berani untuk melebarkan sayap ke ranah yang lebih jauh.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang Syaifullah menuturkan, mindset menjadi satu kendala bagi para pelaku UMKM. Terutama kesungguhan dalam mengembangkan usahanya. “Seperti misal, ‘aku cukup ngene wae lah’. Mereka sudah puas dengan usahanya saat ini,” bebernya, Jumat (7/10).
Padahal, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang melalui Disperindag telah memfasilitasi para pelaku UMKM. Khususnya memberi pelatihan dan pendampingan kepada mereka. Meskipun tidak serta-merta langsung diaplikasikan oleh para pelaku UMKM. Butuh beberapa tahun.
Dia menyebut, dengan perkembangan teknologi saat ini, media pemasaran yang efektif yakni melalui digital. Bisa menjangkau semua lini dan ke seluruh penjuru dunia. “Konveksional oke lah tapi kan pasarannya hanya kanan-kiri saja. Kalau online, bisa ke seluruh dunia,” ujarnya.
Pola pemasaran seperti itulah yang kini gencar disosialisasikan oleh pemkot. Namun, dipilih dengan tepat agar sesuai dengan pola pelatihan. Terutama produk yang memang bernilai tinggi dan tahan lama. Sehingga aman untuk dikirim ke luar daerah, ataupun ke luar negeri.
Dia menambahkan, secara keseluruhan, UMKM di Kota Magelang berjumlah kurang lebih 11.200. Yang mana meliputi pedagang kaki lima (PKL), pedagang pasar, dan para pelaku usaha lain yang nilai investasinya di bawah Rp 5 miliar.
Sementara jumlah industri kecil menengah (IKM) di Kota Magelang kurang lebih 2.000. Tapi, fluktuatif dan kapan saja bisa bertambah. Dari jumlah tersebut, Syaiful menyebut, ada sekitar 20-an IKM yang sudah siap ekspor. Mulai dari produk makanan, kerajinan, hingga fesyen.
Untuk produk yang menjangkau pasar secara luas, kebanyakan adalah kerajinan dan fesyen. “Banyak yang ke Korea. Kalau makanan, orientasinya yang dekat-dekat saja karena kami berpikir daya tahan makanan,” jelasnya.
Dengan demikian, potensi untuk IKM yang siap ekspor, sudah ada dan bakal terus dikembangkan. Kendati Kota Magelang tidak mempunyai sumber daya manusia yang melimpah, justru memiliki kualitas unggul. (aya/pra)