Neutron Yogyakarta

Boton Jadi Kampung Bebas Narkoba

Kampung Boton Nambangan, Kelurahan Magelang dicanangkan sebagai Kampung Bebas Narkoba. Pencanangan ini sebagai wujud komitmen dan kesungguhan masyarakat. Terutama dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba yang membahayakan generasi muda.
Boton Jadi Kampung Bebas Narkoba

MAGELANG – Kampung Boton Nambangan, Kelurahan Magelang dicanangkan sebagai Kampung Bebas Narkoba. Pencanangan ini sebagai wujud komitmen dan kesungguhan masyarakat. Terutama dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba yang membahayakan generasi muda.

Pencanangan dilakukan Selasa (11/10) atas kerja sama dan komitmen dengan para stakeholder dari unsur tokoh masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, Polri, TNI, kejaksaan, dan pengadilan.

Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Agus Satiyo Hariadi menuturkan, pencanangan ini merupakan satu wujud pembinaan bagi masyarakat Kota Magelang. Khususnya dalam rangka stabilisasi daerah, untuk mencegah penyebaran narkoba yang berbahaya bagi generasi muda.

Selain itu, pencanangan ini sekaligus sebagai ajang menyerap aspirasi masyarakat Kota Magelang terkait pemberantasan narkoba. Kemudian membentuk jejaring antinarkoba sejak dini. “Dimulai dari tingkat bawah di level masyarakat dan meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat,” papar Agus.

Ketua RW 04 Kampung Boton Nambangan Eko Basuki mengutarakan, pencanangan Kampung Bebas Narkoba ini merupakan realisasi dari hasil Musrenbang. Dia bersama jajarannya telah melakukan sosialisasi terkait pencanangan ini.

Dia berharap, seluruh masyarakat dan generasi muda di RW 04 dapat menjauhi dan menghindari narkoba. “Kalau ada, nanti kami akan laporkan ke Kepolisian,” tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan, peranan para ketua RT/RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan unsur masyarakat sangat penting untuk mencegah penyebaran narkoba. Lantaran mengatasi masalah ini tidak bisa sendiri. Seluruh komponen harus saling guyub rukun.

Dia berharap, kegiatan ini tidak hanya sekadar seremonial semata. Melainkan harus ada tindak lanjut yang berkesinambungan, sehingga tujuan bebas narkoba benar-benar tercapai.

“Setelah pencanangan ini jangan kemudian selesai. tapi harus ada pengisian di masyarakat, indikatornya apa dan sebagainya. Ini yang harus kita perkuat terus,” tegas Aziz.

Dia berharap, dengan adanya pencanangan ini dapat membuat masyarakat lebih fokus untuk sama-sama berkolaborasi. Terutama mencegah terjadinya pemakaian maupun pengedaran narkoba di Kota Magelang. (aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version