Neutron Yogyakarta

Ancaman Tanah Longsor dan Angin Kencang Masih Tinggi

Ancaman Tanah Longsor dan Angin Kencang Masih Tinggi

MUNGKID  – Pembersihan sisa material yang diakibatkan banjir bandang dan tanah longsor di Dusun Nalan III, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur sudah selesai. Selama tiga hari kemarin, tim gabungan bahu-membahu untuk menanganinya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang MHD Muzammil mengatakan, lantaran dimensi longsor tebal, diperlukan bantuan alat berat. Pada Selasa (12/10) seharusnya alat berat sudah datang, tapi karena ada longsor di Kecamatan Pakis, sehingga ditunda.

Dia menyebut, di hari terakhir ini, ada sekitar 300 relawan yang turut membantu proses evakuasi. Banyak material longsor yang menyumbat gorong-gorong dengan kedalaman dua meter. Sehingga memang perlu bantuan alat berat. “Makanya, tanah yang menumpuk di sekolan, akan diambil terlebih dahulu,” kata dia, kemarin (13/10).

Sedangkan untuk warga yang rumahnya terdampak, sementara ini masih mengungsi di rumah kerabatnya. Mengingat untuk relokasi juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, dari pemerintah desa setempat akan mengusahakan untuk relokasi atau perbaikan.

Sedangkan untuk saluran air, sudah disediakan beberapa tangki air. Pihaknya akan terus menyuplai persediaan air selama saluran pipa belum disambung lagi. Dan akan terus diisi apabila habis. “BPBD juga sudah memasang penampung air yang kami isi kemarin. Ada dua unit, kapasitasnya juga tiga ribu liter,” jelasnya.

Cuaca ekstem berpotensi terjadi di Kabupaten Magelang hingga akhir tahun 2022. Bahkan, ancaman tanah longsor dan angin kencang cukup tinggi. Untuk itu, BPBD Kabupaten Magelang mulai mengantisipasinya.

Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono menyebut, pihaknya telah melakukan pemetaan di 21 kecamatan dan hampir seluruhnya berpotensi bencana. Mengingat sekarang ini tengah memasuki bencana hidrometeorologi.

Kendati sudah diantisipasi, namun ancaman terberat ada di wilayah Borobudur. Khususnya tanah longsor dan angin kencang. Di Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur pun telah terjadi longsor di lima titik. Bahkan, menutup akses jalan.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Magelang, sejak Januari hingga sekarang, ada sekitar 354 bencana yang melanda. Dari jumlah itu, yang paling banyak adalah angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Selain itu, juga ada kebakaran hingga pohon tumbang. “Untuk itu, kami minta agar masyarakat tetap mawaspadai terjadinya bencana,” pesannya. (aya/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)