Neutron Yogyakarta

Baru Diperbaiki, Konstruksi Jembatan Melengkung

Baru Diperbaiki, Konstruksi Jembatan Melengkung

MUNGKID – Konstruksi jembatan yang berada di Dusun Gunungsari, Desa Gulon, Kecamatan Salam kembali miring. Hal ini disebabkan pondasi tiang penyangga bagian tengah jembatan miring dan tergerus lantaran derasnya aliran sungai Blongkeng.

Berdasarkan pantauan, jembatan tersebut diberi empat bambu panjang untuk menyangganya. Sementara bagian jalan, juga dipasang sasak bambu. Agar memudahkan pengendara sepeda motor maupun pejalan kaki.

Namun, jembatan itu hanya bisa dilalui satu-persatu kendaraan. Mengingat kondisinya tidak memungkinkan untuk dilewati secara bersamaan. Bahkan, beberapa titik jembatan sudah mengalami keretakan. Padahal, baru dibangun satu bulan yang lalu.

Kepala Dusun Gunungsari Sudarsono mengatakan, jembatan tersebut merupakan akses jalan alternatif bagi warga Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan dan Desa Gulon, Kecamatan Salam. Menariknya, jembatan itu berasal dari swadaya warga dusunnya.

Pada 2012, jembatan itu hanya menggunakan sasak bambu. Tapi, melihat mobilitas warga semakin padat, akhirnya mereka berinisiatif untuk meminta bantuan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Salam. “Lama-kelamaan jadi jalan alternatif yang menghubungkan Dusun Ngadisalam dengan Gunungsari,” bebernya saat ditemui di rumahnya, Jumat (14/10).

Bantuan itu pun turun dan warga mulai membangun jembatan pada 2017. Dengan melalukan pengecoran. Pada September 2022 ini, Pemdes Golun mendapat bantuan dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Jembatan itu dicor kembali.

Sudarsono menyebut, ketebalan jembatan itu sekitar 12 centimeter dengan panjang 19 meter dan lebar 2,5 meter. Selang dua minggu, pondasi jembatan yang terus diterjang air sungai, membuat tiang penyangga miring. Bahkan, konstruksi jalan ikut melengkung dan mengalami keretakan pada beberapa titik. “Akhirnya ditutup sementara,” ucapnya.

Dia mengatakan, karena jembatan itu untuk akses pendidikan dan ke pasar, warga berinisiatif membuat sasak bambu. Agar mereka tidak terlalu memutar jalan jauh. “Waktu melengkung, tidak dilalui orang. Nggak berani. Kami musyawarah, hari Jumat dan Sabtu kerjakan (sasak), hari Minggu selesai,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi agar kendaraan tertib melintas, beberapa warga ikut menjaga dan mengaturnya. Bahkan, dari pagi hingga malam. Jika ada yang ingin melintas dan tidak berani, mereka akan sukarela membantunya.

Warga Dusun Gunungsari sudah menyampaikan kondisi jembatan yang sudah kritis kepada Pemdes Gulon dan Pemerintah Kecamatan Salam. Sudarsono berharap, pemdes akan segera menindaklanjutinya atau bahkan bisa memperbaiki jembatan lagi.

Kepala Kecamatan Salam Wiharyanto mengutarakan, status jembatan itu merupakan jalan penghubung antardesa. Bukan jalan kabupaten. Dia pun sudah mendapat laporan adanya kondisi jembatan tersebut. “Nanti akan diperbaiki, entah dari dana desa atau gimana,” kata dia. (aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)