MUNGKID – Lahan pertanian seluas 107,05 hektare di Desa Wates, Dukun ditanami beras organik. Langkah ini diinisiasi oleh 363 petani yang tergabung dalam Gapoktan Ngudi Makmur untuk meningkatkan kulitas produksi beras organik.
Bahkan, komoditas unggulan beras organiknya berhasil tembus Program Inovasi Berbasis Desa yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2021. Program yang digagas BRIN tersebut bertujuan untuk memberikan stimulan kepada masyarakat di desa. Terutama dalam pengembangan produk unggulan berbasis riset, inovasi, dan teknologi.
Dewan Pembina Gapoktan Ngudi Makmur Sigit Ismaryanto menuturkan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran dan sinergi beberapa pihak. Seperti pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat. Bahkan, telah berhasil membangun ekosistem inovasi.
Dia berharap, sinergi tersebut dapat mewujudkan impian kelompoknya untuk membangun Rumah Pengolah Beras Organik Integrated Rice Milling Plant yang menerapkan teknologi pasca panen padi terkini. Keberhasilan Gapoktan Ngudi Makmur ini, juga diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain. Terutama dalam mengembangkan potensi desanya berbasis potensi lokal. “Kami berharap, budaya iptek dan inovasi akan tumbuh, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai tambah produk unggulan desa,” bebernya Sabtu (15/10).
Selain itu, jasa unggulan masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa. Dengan demikian, cara tersebut dapat menjadi jalan untuk memulihkan perekonomian nasional, khususnya masyarakat desa.
Lantaran nilai lebih program yang dilaksanakan di Gapoktan Ngudi Makmur adalah implementasi pemberdayaan masyarakat. Bahkan, memberikan dampak yang seluas-luasnya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat petani.
Di Gapoktan Ngudi Makmur ini menerapkan ekosistem akademisi-business–community–government (ABCG). Yang diimplementasikan pada penggunaan teknologi pengolahan padi dan pupuk organik.
Sebab, untuk meningkatkan produktivitas pertanian bukanlah hal mudah. Karena tantangannya adalah 74,6 persen petani berusia di atas 50 tahun. Sehingga program Inovasi Berbasis Desa ini sangat efektif untuk menarik minat petani milenial dan zilenial. (aya/eno)