MUNGKID – Proyek pembangunan Tol Jogja-Bawen seksi dua di Kabupaten Magelang sudah memasuki tahap penilaian oleh tim appraisal. Namun, baru ada tiga desa di Kecamatan Ngluwar yang masuk tahap tersebut, yakni Desa Bligo, Karangtalun, dan Jamuskauman.
Kendati demikian, hasil penilaian tersebut belum diumumkan oleh tim appraisal. Setiap desa pun memiliki luasan bidang yang berbeda-beda. Sementara di Desa Plosogede, ada 280 bidang tanah dengan luas total 14,8 hektare yang terdampak proyek pembangunan itu.
Camat Ngluwar Rohmad Zani menuturkan, dari delapan desa di kecamatannya, hanya ada satu desa yang tidak dilewati Tol Jogja-Bawen. Yakni Sumokaton. “Saat ini masih tahap penilaian oleh tim apprasial, tapi hasilnya belum (keluar),” jelasnya saat ditemui di Kantor Pemerintah Desa (Pemdes) Plosogede, Selasa (18/10).
Dia mengatakan, selain bangunan rumah, sawah, maupun pekarangan, juga ada fasilitas umum yang terdampak. Seperti makam, sekolah, hingga tanah kas desa. Namun, yang mendominasi adalah lahan persawahan milik warga.
Sedangkan untuk makam, terletak di Desa Pakunden. Tapi, tidak seluruhnya, hanya sebagian saja yang terdampak. Tim appraisal pun akan menghitung seluruhnya. Mulai dari bangunan, tumbuhan, maupun pekarangan milik warga. “Skenarionya ada beberapa alternatif. Mungkin nanti ahli waris dari tiap makam, bakal diberi biaya pemindahannya,” jelasnya.
Para warga juga belum mengetahui pasti kapan bakal pindah rumah, mengingat hasil penilaian belum keluar. Rohmad mengatakan, mereka juga mendukung sepenuhnya proyek pembangunan Tol Jogja-Bawen yang melintasi daerahnya.
Sementara itu, Kades Plosogede Safiid menjelaskan, proyek pembangunan jalan tol tersebut berdampak pada 280 bidang tanah di desanya. Dengan luasan 14,8 hektare di 5 dusun. Yakni, Dusun Druju Tegal, Druju Kidul, Karang Sanggrahan, Ploso Wetan, dan Ploso Kidul. Yang meliputi rumah, sawah, pekarangan, sekolah, irigasi, selokan, hingga kantor pemdes.
Kantor Pemdes Plosogede beserta bangunan lain di kompleks tersebut juga kena. Dia menyebut, luasan kantor pemdes kurang lebih 2.000 meter persegi. Yang mencakup kantor desa, gedung olah raga (GOR), kantor lembaga, taman kanak-kanak (TK), dan dapur di bagian belakang kantor.
Bahkan, tim Satgas sudah memasang patok berwarna kuning. Sebagai penanda titik tengah jalan tol. Di sekitar kantor pun, terlihat beberapa patok berwarna merah sebagai penanda batas sisi kanan dan kiri lebar jalan. Dari 25 kepala keluarga (KK) yang terdampak, lanjut dia, ada empat KK yang sudah mulai membangun rumah. Sisanya menunggu penentuan harga.
Rencananya, kata dia, kantor pemdes bakal pindah di sebelah barat SD Negeri 1 Plosogede. Yang menempati tanah bengkok milik desa. Jaraknya sekitar 800 meter dari kantor sekarang. “Kami juga sudah berembuk dengan lembaga, tokoh masyarakat, tokoh agama. Kami berniat (pindah) di sebelah barat SD Negeri 1 Plosogede di Dusun Plosokidul,” bebernya.
TK yang berada di kompleks kantor pemdes pun ikut terdampak. Nantinya, TK itu akan pindah di dekat Puskesmas Plosogede. Yang juga menempati tanah bengkok desa. Meski aksesnya lebih jauh, tapi dia optimistis, muridnya akan semakin banyak. (aya/bah)