Neutron Yogyakarta

60 Siswa Ikuti Kemah Budaya Atsanti

60 Siswa Ikuti Kemah Budaya Atsanti

MUNGKID – Sebanyak 60 siswa dari 34 SMA di 11 provinsi mengikuti Kemah Budaya Atsanti 2022 di Bhumi Atsanti, Dusun Bumisegoro, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur. Kegiatan ini bertajuk ‘Temu Kenali Kearifan Lokal (sandang, pangan, papan) dari relief Candi Borobudur dan Masyarakat di Kawasan Borobudur sebagai Inspirasi Kekinian dan Masa Depan’ dan didukung oleh Kemendikbudristek.

Sebelumnya, Kemah Budaya Atsanti 2022 diselenggarakan secara hybrid pada 1, 2, 8, dan 9 Oktober. Kemudian, dilaksanakan secara luring pada 20–23 Oktober. Namun, peserta kemah diseleksi terlebih dahulu dengan kriteria berusia 15-18 tahun. Sehingga terpilihlah 60 siswa terbaik dari pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Yang mana berasal dari berbagai kota atau kabupaten seperti Jayapura, Nabire, hingga Jabodetabek.

Ketua Pelaksana Kemah Budaya Atsanti 2022 Arga Nuswantoro menuturkan, kegiatan ini berkolaborasi dengan berbagai daerah untuk mewujudkan satu cita-cita. Selain itu, juga sebagai komitmen dan langkah konkrit di bidang pemajuan kebudayaan.

Dia menjelaskan, Kemah Budaya Atsanti ini merupakan kesempatan baik untuk melahirkan generasi muda yang sadar akan tantangan zaman. “Juga semakin modern tanpa harus meninggalkan aspek toleransi dan keberagamaan dalam berkebudayaan,” paparnya, Sabtu (22/10).

Kegiatan ini juga melibatkan beberapa pihak. Mulai dari akademisi, aktivis kebudayaan, konten kreator, dan dalang muda. Selain itu, ada pula maestro fotografi kawasan Borobudur, maestro seni tari, batik, gerabah, tata rias, hingga pelaku aktif pemajuan objek-objek kebudayaan di Kawasan Borobudur.

Materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan ini juga beragam. Seperti belajar relief Candi Borobudur yang terkait sandang, pangan, papan (SPP), warisan budaya tak benda (WBtB) di kawasan Borobudur, konten kreasi, hingga belajar dan terlibat dalam upacara tradisional sedekah bumi.

Semua materi tersebut dirangkai dalam semangat eksplorasi kebudayaan yang beragam dan menjunjung tingga toleransi antar daerah. “Karena peserta bukan hanya diajak untuk mendokumentasikan namun juga merefleksikan apa yang bisa mereka lakukan selepas mereka kembali ke daerah asal masing-masing,” jelasnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso berharap, kegiatan ini dapat mendorong lahirnya generasi muda yang aktif dalam melestarikan budaya. Sekaligus menjadi motor penggerak dialog kebudayaan antar daerah.

Hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkan semangat toleransi terhadap keberagaman dan kebhinekaan. Selain itu, melalui kemah ini, diharapkan dapat memberikan pengalaman dan kesempatan kepada para peserta untuk mendalami kearifan lokal dari relief Candi Borobudur.

Untuk itu, dia berpesan, agar para siswa dapat menjadi duta budaya di sekolah maupun di daerah masing-masing. “Saling berkolaborasi menjadi pegiat dalam melestarikan budaya melalui teknologi informasi yang berkembang saat ini, demi tetap lestarinya keberagaman budaya Nusantara,” tandasnya. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)