MUNGKID – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah optimistis, Indonesia akan meraih bonus demografi sebelum 2045. Untuk mendapatkan bonus itu, dibutuhkan 5C. Di antaranya critical thinking (berpikir kritis), creativity dan innovation (kreativitas dan inovasi), communication skill (kemampuan berkomunikasi), collaboration (kolaborasi), dan confident (percaya).
Lebih lanjut ia mengatakan, jika Indonesia berhasil meraih bonus demografi, cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada 2045 atau 100 tahun setelah kemerdekaan Indonesia dapat terwujud. Mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak dan didominasi usia produktif. Yakni antara 14-64 tahun. Dengan begitu, jumlah usia produktif mencapai 70 persen dari jumlah penduduk.
“Harapannya mereka yang berada di usia produktif ini bisa menjadi penggerak bagi pembangunan nasional kita,” ujarnya di Pondok Pesantren API Syubbanul Wathon, Secang, Kabupaten Magelang, Jumat (16/12).
Dia mengatakan, saat ini, kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja. Kendati begitu, dia menilai, ekonomi Indonesia cukup baik. Meskipun dunia tengah menghadapi krisis global, ancaman krisis pangan, dan krisis energi. Ida mengklaim, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibanding dengan negara-negara G20. Bahkan, tidak semua negara yang mendapat bonus demografi, seperti Jepang dan Korea Selatan. Artinya, tidak berlebihan kalau semua lembaga mengatakan Indonesia emas. “Hal itu (bonus demografi, red) bisa didapatkan Indonesia sebelum 2045,” ujar Menaker.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI, penduduk sekarang didominasi oleh milenial yang mencapai 25,87 persen dan generasi Z sebanyak 27,94 persen atau totalnya 53,8 persen. Dia menambahkan, jika penduduk usia produktif ini tidak bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, bakal berubah menjadi mudarat bagi bangsa dan negara.
Lebih dari itu, ketika pemerintah sendiri tidak mampu menyiapkan lapangan pekerjaan bagi mereka, termasuk kemampuan dan kompetensi, maka akan terjadi masalah-masalah sosial. Lebih-lebih, pembangunan menuju bonus demografi sudah menunjukkan proses yang signifikan atau on the track. Namun, pandemi menyebabkan banyak pengangguran. Ida optimistis, perlahan tapi pasti, pada 2045, Indonesia akan menjadi negara emas. Yang mana tingkat kemiskinannya mendekati 0 persen. Begitupula tidak adanya pengangguran. Kendati begitu, lanjut Ida, Indonesia saat ini tengah dihadapkan dengan berbagai tantangan. Termasuk dalam dunia ketenagakerjaan.
Jika ditelisik lebih dalam, kata dia, profil angkatan kerja didominasi oleh orang-orang yang tingkat pendidikannya SMP ke bawah. Jumlahnya sekitar 56 persen. “Kita bisa bayangkan kompetensinya seperti apa dengan tingkat pendidikan seperti itu. Sementara yang nganggur didominasi oleh yang tingkat pendidikannya lebih tinggi,” jelasnya.
Telebih, dunia kian berubah dan dinamika perkembangannya luar biasa. Dengan revolusi industri 4.0, banyak pekerjaan yang serba digital dan kini digantikan dengan mesin. Menurutnya, dunia ini bakal dipegang oleh orang yang memiliki inovasi. Akan menjadi percuma jika mempunyai gelar sarjana, jika tidak diimbangi dengan kemampuan kreativitas dan inovasi. Selain itu, dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik. “Sudah tidak zamannya kita kerja sendirian. Sekarang ini, semua memang serba membutuhkan kolaborasi atau jaringan,” tambahnya. (aya/pra)