MUNGKID – Satuan Brimob Polda Jawa Tengah (Jateng) mengadakan simulasi penanganan teror di objek wisata Candi Borobudur. Kegiatan tersebut dilakukan guna menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sekaligus mengantisipasi adanya hal-hal yang dianggap sebagai ancaman teror.
Skenario dari simulasi tersebut, terlihat ada penyanderaan dari wisatawan. Kemudian ada penemuan bom. Barulah diledakkan atau dihancurkan di tempat. Apabila penanganannya tidak bisa dibawa di tempat lain, bisa diledakkan saat itu juga.
Setelah menjinakkan bom tersebut, barulah sandera dibebaskan. Arif menyebut, skenario itu memang kerap terjadi dan merupakan kejadian sebenarnya. “Ada penyanderaan di tempat-tempat objek wisata atau vital dan kita penanganannya seperti tahapan-tahapan seperti tadi (simulasi, red),” papar Wadansat Brimob Polda Jateng AKBP Arif Agung Winarto usai simulasi, Sabtu (17/12).
Simulasi ini digelar di tempat-tempat atau objek wisata yang menjadi prioritas pemerintah. Untuk itu, dia memandang perlu dengan melakukan rangkaian peatihan.Hal itu diaplikasikan langsung melalui simulasi di objek vital. Yang mana melibatkan dari tim Detasemen Gegana Polda Jateng dan personel Polresta Magelang. “Contohnya hari ini, kita laksanakan di kawasan wisata Candi Borobudur,” ujarnya.
General Manager TWC Borobudur Jamaludin Mawardi menuturkan, kegiatan ini sebagai langkah antisipasi penanganan ancaman terorisme. “Saya kira, simulasi ini sangat tepat sekali dilaksanakan dan disesuaikan dengan kejadian beberapa waktu lalu di Bandung,” ujarnya.
Hal ini membuktikan, pengelola perlu bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengamankan Candi Borobudur. Menurutnya, keamanan ini perlu ditingkatkan dan menjadi prioritas utama. Terlebih, libur Nataru diprediksi ada kenaikan pengunjung.
Untuk pengamanan candi ini, berpetokan pada prosedur operasi standar (SOP). Yang menggandeng personel kepolisian dan TNI. Terlebih pada peak season dengan penambahan masing-masing 15 personel. (aya/pra)