MAGELANG – Peluang investasi di Kota Magelang masih terbuka selebar-lebarnya. Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang pun telah memetakan ada dua peluang investasi yang patut ditawarkan. Yakni di aset milik Pemkot Magelang dan di lahan pihak swasta.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang Joko Budiyono menyebut, untuk lahan yang dikuasai pemkot utamanya pada kawasan-kawasan strategis Kota Magelang. Yang mana telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota Magelang.
Pemkot Magelang memiliki beberapa kawasan strategis pengembangan investasi. Antara lain kawasan Sidotopo, sport center, Kebonpolo, alun-alun, Taman Kyai Langgeng, Shopping Center, Kebun Raya Gunung Tidar, dan Soekarno-Hatta.
Adanya kebijakan penetapan tersebut, kata dia, selain sebagai pengembangan kawasan, juga untuk peningkatan fungsi kawasan. “Ke depan diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing kota,” terang Joko di Aula Borobudur International Golf Magelang, kemarin (9/1).
Menurutnya, ketika investasi yang dipilih dengan memanfaatkan aset milik pemkot, maka pelaksanaannya mutlak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemanfaatan Barang Milik Daerah.
Lain halnya ketika memilih investasi swasta. Meski merupakan salah satu andalan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Kota Magelang, tapi jenis kegiatan yang bakal dikembangkan harus tetap memperhatikan peruntukan kegiatan sesuai Perda Rencana Tata Ruang Kota Magelang.
Plt Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Magelang Indah Dwiantari menjelaskan, dalam RPJMD 2021-2026, investasi yang dibutuhkan untuk menaikkan dan menjaga pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,5 persen per tahun. Dengan target pertumbuhan investasi sebesar 16 persen per tahun.
Dia menyebut, besaran target pertumbuhan investasi pada 2022 mencapai Rp 676,78 miliar. Atau tumbuh 16 persen ketimbang pada 2021 dengan total Rp 583,43 miliar. Tapi, target itu terealiasi Rp 823,51 miliar atau tumbuh 41,15 persen pada 2022.
Adapun sebaran proyek investasi di Kota Magelang meliputi Kecamatan Magelang Utara yakni 29,1 persen, Magelang Tengah 31,3 persen, dan Magelang Selatan sebesar 38,6 persen. “Kemudian untuk target investasi tahun 2023 yakni Rp 955,27 miliar atau tumbuh 16 persen,” paparnya.
Menurut Indah, peningkatan investasi di Kota Magelang diperlukan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran di wilayah ini. Begitu juga dengan investasi swasta yang diperlukan untuk mencapai target peningkatan investasi.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengutarakan, Pemkot Magelang sangat fokus untuk membuka peluang dan menjaga iklim investasi di wilayahnya. Terutama dengan menjaga kondusifitas dan toleransi antargolongan. “Kami betul-betul concern, sejak pemasangan lampion, dan gapura Bhineka Tunggal Ika. Ini harus dipertahankan,” sebutnya.
Salah satu pengusaha sekaligus pelaku seni budaya Kota Magelang Oei Hong Djien (OHD) menyambut baik kegiatan ini sebagai wadah untuk saling berbagi informasi. Sebuah forum yang mana orang-orang Kota Magelang bisa langsung menyampaikan aspirasi. “Kita jadi tahu. Kalau tidak tahu apa yang dikerjakan, yang tahu hanya orang-orang terkait, jadi makin banyak informasi dan tahu pemikiran-pemikiran banyak orang termasuk di bidang usaha,” ujar OHD. (aya/bah)