Neutron Yogyakarta

Harga Bawang hingga Jeruk Mandarin Naik

Harga Bawang hingga Jeruk Mandarin Naik

MUNGKID – Menjelang Imlek 2023, beberapa kebutuhan bahan pokok di Pasar Borobudur mengalami kenaikan. Termasuk bawang merah dan bawang putih, minyak goreng, hingga jeruk mandarin. Mengingat permintaan juga mengalami peningkatan dari hari biasanya.

Berdasarkan pantauan, kenaikan harga bawang merah dan putih sudah mulai terasa sejak Natal dan Tahun Baru (Nataru). Padahal, sebelumnya harga bawang merah Rp 32 ribu per kilogram. Tapi, Rabu (11/1) terjadi kenaikan Rp 3 ribu menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

Sedangkan harga bawang putih cincau yang semula Rp 19 ribu menjadi Rp 23 ribu per kilogram. “Kalau (bawang putih) kating, sekarang jadi Rp 24 ribu per kilogram. Padahal, kemarin itu Rp 21 ribu,” sebut salah satu pedagang Juwariyah, 42, Rabu (11/1).

Dia menyebut, kenaikan harga bawang merah dan putih itu memang hanya sedikit. Berbeda halnya dengan cabai. Ketika harga cabai naik, bisa bertambah mulai Rp 10 ribu-Rp 20 ribu per kilogramnya. Juwariyah menambahkan, saat ini, harga cabai justru mengalami penurunan. Dari yang semula Rp 60 ribu per kilogram menjadi Rp 45 ribu untuk cabai setan. Sedangkan cabai keriting merah kini Rp 30 ribu dari Rp 35 ribu per kilogram.

Untuk harga telur, kata dia, masih stabil di angkat Rp 28 ribu per kilogram. Sementara minyak goreng kemasan mengalami kenaikan. “Minyak goreng merek Minyakita sekarang Rp 16 ribu, biasanya Rp 14 ribu. Kalau merek Hemart jadi Rp 18 ribu,” ungkapnya.

Sementara itu, pedagang buah Muhammad Rizal, 23 menyebut, harga beberapa buah memang beragam dan sebagian mengalami kenaikan. Tapi, menjelang Imlek ini, buah yang kerap dicari adalah jeruk mandarin dan jeruk santang.

Untuk jeruk mandarin, harganya masih stabil di angka Rp 25 ribu per kilogram. Sedangkan harga jeruk santang naik, dari yang semula Rp 30 ribu kini menjadi Rp 40 ribu. “Naik turun ya, kalau harga buah. Nggak bisa diprediksi juga. Tergantung permintaan,” paparnya.

Rizal merinci, harga buah naga turun di angka Rp 10 ribu per kilogram, dari yang sebelumnya Rp 15 ribu. Sedangkan apel fuji menjadi Rp 30 ribu dari Rp 25 ribu per kilogram. Buah pir pun mengalami kenaikan Rp 5 ribu, menjadi Rp 30 ribu.

Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto mengatakan, terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait. Terutama mendorong agar ketersediaan pangan tercukupi bahkan surplus. Juga berdaya saing dan menghasilkan nilai tambah. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)