RADAR MAGELANG – Keberadaan Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Magelang diharap menjadi katalisator dalam upaya penurunan angka stunting. Karena permasalahan itu berdampak negatif. Baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas ekonomi jangka pendek dan panjang.
Wakil Ketua II TP PKK Kabupaten Magelang Siti Juwariyah menekankan, penanganan stunting harus dilakukan secara paripurna, komprehensif, dan terpadu. Untuk itu, perlu adanya peran serta dari seluruh sektor dengan mengintensifkan pendampingan terhadap ibu yang berisiko melahirkan bayi stunting.
Siti menyebut, tugas TP PKK adalah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas. Yang meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan, serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial. “Juga pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting,” katanya di Gedung PKK Kabupaten Magelang, kemarin (29/3).
TP PKK berperan penting sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting. Lantaran pendampingan yang diberikan menjadi upaya agar segenap intervensi sepesifik dapat sampai kepada penerima manfaat.
Dengan begitu, kata dia, akan berdampak nyata dengan menurunnya angka prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024 sesuai dengan target dari pemerintah pusat. “Perlu kolaborasi dari masing-masing unsur agar menjadi katalisator percepatan penurunan stunting di Kabupaten Magelang,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) PPKB PPPA Kabupaten Magelang Bela Pinarsi mengatakan, para kader TP PKK perlu mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam pendampingan keluarga berisiko stunting. “Sehingga mereka memiliki bekal selama pendampingan,” bebernya. (aya/pra/sat)