Neutron Yogyakarta

Pengentasan Kemiskinan Masih Jadi Pekerjaan Rumah

Pengentasan Kemiskinan Masih Jadi Pekerjaan Rumah
KHIDMAT: Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz saat memimpin upacara peringatan Hari Jadi ke-1.117 Kota Magelang di alun-alun,(11/4).(NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Di usia ke-1.117 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang masih memiliki beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan. Termasuk pengentasan kemiskinan hingga membangun kembali Kantor Wali Kota Magelang yang baru. Upaya penuntasan itu tidak hanya melibatkan unsur pemerintah daerah saja, tapi juga masyarakat.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz optimistis, dengan semangat kebersamaan, gotong royong, dan guyub rukun antara pemkot dan masyarakat, satu per satu permasalahan dapat diatasi. Menurutnya, ketika unsur pemerintah maupun masyarakat semakin kompak dan saling memahami, roda pemerintahan akan berjalan dengan baik.

Pada momentum peringatan Hari Jadi ke-1.117 Kota Magelang ini, dia berharap, dapat meningkatkan rasa syukur sekaligus membangkitkan kecintaan dan kebanggaan terhadap Kota Magelang. Dengan mengusung tema ‘Terhubung dan Tersambung untuk Maju, Sehat, dan Bahagia’, harapannya dapat menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan kota magelang yang maju, sehat, dan bahagia.

Angka kemiskinan ekstrem Kota Magelang pada tahun 2022 merupakan yang terendah di Jawa Tengah. Dalam hal pembangunan gender, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Magelang meningkat dari 95,54 menjadi 95,91. “Angka tersebut bahkan melampaui IPG Jawa Tengah,” terangnya saat memimpin upacara di Alun-alun Kota Magelang, kemarin (11/4).

Untuk kinerja program pencegahan korupsi melalui perbaikan tata kelola pemerintahan, capaian monitoring center for prevention (MCP) Kota Magelang melesat dari peringkat 118 ke peringkat 15 nasional dalam kurun waktu satu tahun. Serta berbagai prestasi di tingkat provinsi dan nasional lainnya.

Dia menambahkan, upacara peringatan Hari Jadi ke-1.117 Kota Magelang kali ini dipusatkan di alun-alun. Karena menurutnya, alun-alun merupakan perlambangan bahwa semua komponen di masyarakat bisa masuk dan ikut menyengkuyung dengan pemkot.

Alun-alun, lanjut dia, merupakan tempat semua elemen masyarakat bisa berkreasi. “Semua agama, budaya yang bisa bareng-bareng nyawiji. Sehingga Magelang menjadi kota yang terbuka dan tidak menutup untuk kemajuannya,” paparnya.

Sementara itu, Ketua panitia Hari Jadi ke-1.117 Kota Magelang Sarwo Imam Santosa mengatakan, selain diisi dengan tasyakuran, doa bersama, dan upacara, pemkot juga menggelar beberapa kegiatan untuk menyemarakkan hari jadi. Antara lain pagelaran seni budaya seperti pertunjukan wayang kulit, bakti sosial, sunatan massal, operasi katarak, donor darah.

Adapun kegiatan pendukung lainnya antara lain gempur rokok ilegal (GRI) Fun Festival, educational festival, penampilan seni budaya dan stand up comedy, sepeda sehat, rally mobil kuno, dan festival gethuk. (aya/bah/sat)

Lainnya

Exit mobile version