Neutron Yogyakarta

Harga Ayam Ras Capai Rp 45 Ribu Per Kg

Harga Ayam Ras Capai Rp 45 Ribu Per Kg
MASIH LARIS: Masyarakat saat membeli ayam ras atau potonh di Pasar Rejowinangun. Meski harga ayam per kilogramnya melejit, namun masih ada masyarakat yang membelinya.(Naila Nihayah/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Pasca Lebaran, harga ayam ras atau potong di Pasar Rejowinangun justru melejit. Bahkan, harganya mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram (kg). Harga tersebut tentu melonjak dibanding sebelum Lebaran, yakni kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 37 ribu per kg.

Berdasarkan pantauan, beberapa lapak daging ayam di Pasar Rejowinangun terlihat sudah sepi. Padahal baru pukul 10.00. Sebagian dari mereka memang sengaja tidak membawa daging ayam terlalu banyak. Sebagian lagi belum berjualan pasca-Lebaran.

Salah satu pedagang ayam Nora mengatakan, kenaikan harga ayam tersebut sudah terjadi sejak satu hari menjelang Lebaran. Harga Rp 40 ribu per kg itu bertahan hingga kemarin (30/4). “Kalau (harga, Red) ayam kampung sekarang jadi Rp 90 ribu per kg. Sudah normal. Sebelumnya Rp 100 ribu per kg,” ucapnya di sela melayani pembeli.

Kendati begitu, penentuan harga daging ayam tersebut tergantung masing-masing pedagang. Rata-rata memang menjual dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kg. Dia mengaku, dagangannya kini tidak seramai satu hari sebelum hingga enam hari setelah Lebaran. Aktivitas pasar sudah kembali normal, tapi masih ada pembeli.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga sebagian besar komoditas pokok masyarakat. Seperti keterbatasan stok dari para distributor hingga daya beli masyarakat yang tinggi. Karena bersamaan dengan momentum perayaan Idul Fitri.

Lantaran aktivitas pasar sudah mulai normal, Nora mengambil sikap untuk mengurangi persediaan daging ayam. “Ini sudah berkurang daripada sebelumnya. Kalau awalnya bisa sampai satu kuintal, sekarang jadi 80 kg saja. Itupun kadang tidak habis,” bebernya.

Seorang pembeli bernama Nurul Hidayah mengaku. tetap membeli daging ayam meski harga di pasaran mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dia juga memaklumi kenaikan tersebut karena dipicu adanya momentum Lebaran. Yang mana kebutuhan daging ayam terus meningkat dan kini stoknya menipis.
Dia berharap, harga daging ayam bakal turun. Mengingat dia juga setiap hari harus berbelanja daging ayam. “Karena saya jualan dimsum,” katanya.

Sementara itu, beberapa harga komoditas bahan pokok di Kabupaten Bantul juga masih tergolong tinggi. Dari catatan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, yakni pada komoditas daging ayam, telur, serta bawang merah.

Sub Koordinator Kelompok Substansi Pengendalian Barang Pokok dan Penting DKUKMPP Bantul Zuriyatun Nur Handayani mengatakan, dari hasil pantauannya di beberapa pasar tradisional untuk harga daging ayam masih berada pada kisaran Rp 38 ribu per kg. Kemudian telur ayam ras berada pada kisaran harga Rp 28 ribu per kg. Sementara untuk komoditas bawang merah harganya kini menyentuh Rp 40 per kg.

Kenaikan harga beberapa bahan pokok itu dipicu karena hukum ekonomi. Yakni ketika sebuah komoditas banyak permintaan namun ketersediaan di pasar kurang mencukupi, maka harganya akan mengalami kenaikan. (aya/inu/eno)

Lainnya