Neutron Yogyakarta

Prevalensi Bibir Sumbing di Jateng Tinggi

Prevalensi Bibir Sumbing di Jateng Tinggi
DIOPERASI: Anak dari Amelia berhasil menjalani operasi bibir sumbing di RSU Syubbanul Wathon, Tegalrejo, kemarin (5/5).(Naila Nihayah/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Di Indonesia, sebanyak 600 hingga 700 pasien hamil, satu di antaranya dimungkinkan lahir dengan kelainan celah bibir dan langit-langit. Dari epidemiologi, prevalensi bibir sumbing di Jawa Tengah (Jateng) termasuk cukup tinggi.

Dokter spesialis bedah mulut Siloam Hospitals Lippo Village drg Andi Setiawan Budihardja menuturkan, kelainan ini dapat menimbulkan berbagai masalah. Seperti kesulitan minum susu, tumbuh kembang anak menjadi terganggu, begitu juga dengan kecerdasannya.

Selain itu, kelainan tersebut juga akan mengganggu psikologi anak dan nantinya dikhawatirkan anak bakal mendapat bully-an di sekolah. “Kalau tidak ditangani dengan baik, bicaranya akan terganggu. Suaranya sengau tidak jelas dan berbagai problem lain,” jelasnya, kemarin (5/5).

Kelainan bibir sumbing ini, lanjut dia, terjadi karena beberapa faktor. Antara lain ibu selama hamil kekurangan gizi, stres, merokok, maupun meminum minum beralkohol. Dari beberapa studi, di Indonesia banyak terjadi perkawinan antar keluarga. Bahkan, kerap terjadi di beberapa daerah di Jawa.

Dia menyebut, kelainan bibir sumbing terjadi saat janin berusia 3 bulan. “Problemnya, kadang-kadang ibu yang mengandung dari bulan ketiga atau keempat baru sadar untuk minum asam folat. Sehingga pembentukan organ janin sudah terjadi,” imbuhnya.

Untuk pasangan muda yang ingin memiliki anak sehat, asam folat seharusnya sudah dikonsumsi sebelum mengandung. Selain itu, pola hidup sehat harus diterapkan. Termasuk makan dan minum sesuai porsi yang ditetapkan. Juga mengindari rokok, stres, serta trauma yang ditimbulkan akibat terjatuh saat hamil.

Andi menyebut, ada beberapa hal yang tidak bisa dicegah, seperti faktor genetik. Karena pengaruhnya bisa mencapai 30 persen. Sehingga, kata dia, pasien tersebut mesti dilayani dengan baik sedini mungkin. Mengingat operasi atau penanganan bibir sumbing memerlukan beberapa tahapan. Tidak hanya sekali tindakan. Mulai dari bibir terlebih dahulu, langit-langit, hingga terapi berbicara.

Sementara itu, Yayasan Syubbanul Wathon KH Achmad Izzuddin berharap, operasi bibir sumbing dan langit-langit gratis bisa lebih memberikan kemanfaatan kepada warga. “Sehingga dengan kegiatan ini, memberikan kemudahan dan keringanan bagi warga, khususnya di Kabupaten Magelang,” ujarnya. (aya/bah/sat)

Lainnya