Neutron Yogyakarta

Lubang Besar Menganga di Bahu Jalan

Lubang Besar Menganga di Bahu Jalan
BUTUH PERBAIKAN : Pengendara melintas di Jalan Mertakanda-Karangsambung yang mengalami kerusakan cukup parah.(M Hafied/Radar Kebumen)

RADAR MAGELANG Kerusakan ruas jalan Mertakanda-Karangsambung, tepatnya di samping MTs Maarif Langse tak kunjung mendapat perhatian pemerintah daerah. Padahal jalan tersebut merupakan akses utama penghubung antarkecamatan.

Pantauan di lokasi, kondisi jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Karangsambung dengan Kecamatan Sadang dan Kecamatan Karanggayam itu mengalami kerusakan cukup parah. Terlihat lubang besar menganga akibat keretakan di bagian bahu jalan. Kondisi diperparah karena beberapa titik jalan juga mengalami amblas.

Karena kondisi ini para pengendara yang melintas harus lebih ekstra hati-hati. Pengendara juga terlihat mengurangi laju kendaraan guna menghindari kerusakan kendaraan. Atau agar tidak terperosok. “Rusak mungkin ada setahun lebih. Kemarin pas mau lebaran kirain mau diperbaiki. Eh ternyata tidak,” jelas Priyo Sambodo, penjual bakso keliling, Senin (12/6/2023).

Priyo mengaku kesulitan setiap melintas jalan tersebut. Terlebih dia lewat sembari membawa barang dagangan. Karena itu, pemerintah daerah diminta segera menindaklanjuti pangkal masalah, caranya dengan perbaikan. “Saya kan bawa kerombong (gerobak motor). Otomatis bawaan berat, barang banyak. Misal kepleset disitu repot lagi, tidak jadi jualan. Ya mohon secepatnya diperbaiki,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kebumen Bambang Sutrisno menyampaikan, pentingnya perbaikan jalan dengan melihat skala prioritas dan porsi anggaran. Khusus di Jalan Mertakanda-Karangsambung, dia meminta tetap menjadi perhatian pemerintah daerah. Soalnya, jalan tersebut juga merupakan akses utama menuju Kampus BRIN Karangsambung. “Ya, bukan sekadar jalan penghubung kecamatan. Di situ buat lewat mahasiswa banyak kampus kenamaan yang mau studi penelitian,” bebernya.

Selain jalan rusak, kata Bambang, hal lain yang perlu diperhatikan ialah lampu penerangan jalan. Menurutnya kedua komponen itu merupakan pokok layanan infrastruktur dasar. “Satu kesatuan itu. Jalan mestinya ada perangkat pendukung lampu,” ucapnya.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas PUPR Kebumen Joni Hernawan menyampaikan, pihaknya sudah menjadwalkan perbaikan jalan tersebut pada anggaran tahun ini. mencatat, total jalan K1 atau jalan kabupaten sepanjang 960,36 kilometer. Pada triwulan pertama 2023, Dinas PUPr mencatat kerusakan jalan di Kebumen mencapai 251 kilometer. Dari panjang jalan rusak itu kriteria kerusakan berat mencapai 89,3 kilometer. “Ada pekerjaan utk perbaikan itu tahun ini mas,” jelasnya. (fid/pra/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)