RADAR MAGELANG – Target Investasi di Kabupaten Purworejo lebih kecil dibandingkan dengan wilayah lain. Hal itu disebabkan karena basic investasi di Kabupaten Purworejo sebagian besar adalah mikro.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Purworejo Agung Wibowo menyebutkan, iklim investasi di Kabupaten Purworejo sebenarnya sudah cukup berkembang. Namun, kendalanya karena perbedaan sudut pandang yang melihat investasi itu dari tingkat modal Rp 500 juta ke atas.
“Sedangkan, di Kabupaten purworejo itu basic-nya bukan investasi besar, tetapi mikro. Sehingga investasi di Purworejo targetnya kecil karena melihat dari pengusahanya,” katanya kemarin (14/6).
Dikatakan, setiap usaha mikro pasti memiliki modal masing-masing, ketika ditotal secara keseluruhan bisa mencapai ratusan miliar. Tetapi, kalau yang besar-besar atau menengah ke atas tidak tercapai. Di 2021 target investasi di Kabupaten Purworejo sebesar Rp 60 miliar hanya tercapai Rp 45 miliar dari investasi di atas Rp 500 juta.
Seperti di 2022, dimana target Rp 65 miliar tercapai sekitar 70 miliar lebih. Jika mikro juga ditotal bisa sampai hampir Rp 300 miliar lebih. “Di 2023 triwulan pertama sudah tercapai Rp 33 miliar. Targetnya hampir 70 miliar, kami optimistis sampai di akhir tahun target dapat terlampaui,” lanjutnya.
Kendala lain di lapangan pada tahun lalu yaitu terbenturnya rencana tata ruang dan wilayah (RTRW). Dengan adanya RTRW yang baru membuka peluang bagi Kabupaten Purworejo untuk memperbanyak investor yang masuk. “Yakni, krang lebih ada 1.259 hektare untuk kawasan industri yang bisa ditawarkan ke investor,” ungkap Agung.
Terlebih, dengan adanya proyek-proyek strategis nasional salah satunya Bandara YIA yang diharapkan mampu menambah investor di Kabupaten Purworejo. “Sudah cukup banyak investor yang mulai tertarik dengan kita, utamanya yang di wilayah selatan. Seperti, pabrik bulu mata dari Korea, pabrik sepatu, logistik dan pergudangan, hingga agro peternakan. Mereka sudah melihat-lihat apa yang kemungkinan bisa dikembangkan disini,” jelas dia.
Upaya yang dilakukan untuk mempermudah investor masuk ke Kabupaten Purworejo juga telah dilakukan. Salah satunya dengan melaksanakan MoU dengan delapan kabupaten eks karesidenan Banyumas dan eks Karesidenan Kedu terkait masalah perizinan dan investasi. “Kami saling bersinergi, jika ada investor yang ingin ke Kabupaten Purworejo tetapi tidak ada lahan di sini bisa di lempar ke yang lain. Jadi saling diuntungkan dengan adanya itu,” tandasnya. (han/bah/sat)