Neutron Yogyakarta

Orang Tua Rela Tinggalkan Pekerjaan, Demi Kawal Anak Pilih Sekolah dalam PPDB

Orang Tua Rela Tinggalkan Pekerjaan, Demi Kawal Anak Pilih Sekolah dalam PPDB
IKUT ANDIL : Sejumlah orang tua mengiringi anaknya mengikuti proses PPDB di SMK Negeri 2 Kebumen. (M HAFIED/RADAR KEBUMEN)

RADAR MAGELANG – Proses pendaftaran peserta didik baru (PPDB) menjadi momok tersendiri bagi sebagian orang tua. Mereka harus merasakan repot ikut mengiringi proses pendaftaran demi sang anak bisa masuk ke sekolah yang diharapkan.

Pantauan di SMK Negeri 2 Kebumen, Jumat (16/6/23) masih banyak orang tua mengiringi langsung proses pendaftaran anaknya ke sekolah. Padahal tahapan tersebut sebenarnya dapat dilakukan secara online. Kebanyakan dari mereka datang karena merasa khawatir, anaknya tidak bisa melalui proses pendaftaran dengan lancar.

“Dari pagi ikut nunggu di sini. Namanya juga anak, misal tidak ditemani kadang malu tanya atau kebingungan,” jelas salah satu orang tua calon siswa, Lutiyah.
Warga Desa Kalijirek, Kecamatan Kebumen itu mengaku rela meninggalkan pekerjaan demi bisa melihat langsung pendaftaran sekolah anak. Ia tak keberatan harus kehilangan pemasukan, asalkan sang anak lancar dalam menjalani seleksi pendaftaran. “Ya memang ikut repot. Harus minta rapot, lunasin administrasi dulu,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran orang tua mengiringi proses pendaftaran ke sekolah sebagai bentuk kepedulian. Perlakuan itu juga menjadi modal semangat anak selama mengikuti rangkaian pendaftaran. “Biar anak termotivasi. Beban juga kalau misal gagal,” ucapnya.

Orang tua lain Sri Wahyuni, 48, mengatakan, proses PPDB jenjang SMA atau SMA cukup menguras tenaga dan pikiran. Banyak hal yang perlu disiapkan sebelum mengikuti proses pendaftaran. “Ribet banget. Dulu kan cuma pakai nilai selesai. Sudah otomatis terseleksi,” ungkap warga Desa Ambalkumolo, Kecamatan Buluspesantren itu.

Ia mengaku kebingungan mengikuti prosedur perihal aktivasi akun sekaligus PIN. Belum lagi, kata Sri, ketika mencoba aktivasi syarat tersebut sempat menemui kendala gagal akses. “Dari pagi saya bareng anak. Untung tadi dapat nomor antrian buat ngurus akun,” bebernya.

Ia berharap, pemerintah segera membenahi sistem penerimaan siswa baru. Minimal ketika sistem tersebut tetap diterapkan, pemerintah harus menyiapkan perangkat pendukung yang lebih layak. “Server mungkin banyak yang akses, jadi susah masuk. Kasihan kalau anak pakai jalur prestasi, tapi tidak diterima sekolah favorit gara-gara kesulitan akses,” kata Sri.

Sementara itu, Ketua Panitia PPDB SMK Negeri 2 Kebumen Akhmad Arifin menyampaikan, pihaknya tetap melayani para orang tua yang datang langsung ke sekolah. Selama proses PPDB, pihaknya telah menyiapkan ruang khusus pelayanan bagi yang ingin mengurus aktivasi akun. “Kami buat senyaman mungkin. Ruangan kami carikan yang representatif. Dekat musola sama kantin supaya nyaman barangkali lama menunggu,” ujarnya.

Panitia PPDB juga telah menyediakan operator khusus untuk melayani berbagai jalur seleksi. Sejauh ini, kata Arifin, belum ada kendala berarti dalam proses PPDB. “Belum ada laporan atau aduan. Selalu kami evaluasi, setiap selesai pasti ada rapat kecil untuk menampung persoalan di lapangan,” terangnya. (fid/bah/sat)

Lainnya