Neutron Yogyakarta

Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Tercukupi

Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Tercukupi
TERSEDIA: Salah satu depo hewan ternak ini menyediakan puluhan kambing maupun domba untuk Idul Adha. Disperpa Kota Magelang membentuk tim pengawasan kesehatan daging kurban.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Jelang Idul Adha 1444 Hijriah, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bergerak cepat membentuk tim pengawasan kesehatan daging kurban. Tujuannya melakukan beberapa mitigasi risiko datangnya hewan kurban dari daerah lain, komunikasi publik, pengawasan, hingga pelaporan hasilnya.

Terlebih, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian telah mengirim surat edaran (SE) terkait tata cara pelaksanaan kurban dan pemotongan hewan. Terutama sebagai antisipasi merebaknya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan Peste des Petits Ruminants (PPR).

Kepala Disperpa Kota Magelang Agus Dwi Windarto menuturkan, tidak menutup kemungkinan daging-daging di wilayahnya berasal dari luar daerah. Sehingga dibentuklah tim pengawasan kesehatan daging kurban. Dengan melibatkan lintas organisasi perangkat daerah (OPD), para dokter hewan dari disperpa maupun UPT Puskesmas Hewan (Puskeswan), rumah pemotongan hewan (RPH), hingga penyuluh pertanian.

Baca Juga: Jamin Kesehatan Jelang Idul Adha, DPP Kota Jogja Pantau Lalu Lintas Hewan Kurban

Selain itu, disperpa juga membentuk kader kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) di 17 kelurahan. Kader ini bekerja sama dengan tim pengawas dan pemeriksa hewan kurban. “Mereka juga sudah kami bekali dan dilatih bagaimana tata cara untuk pengawasan terhadap hewan kurban, terutama dari segi kesehatannya,” ujarnya Jumat (15/6/23).

Kader kesmavet juga bertugas untuk melaporkan kepada otoritas veteriner pada disperpa. Khususnya apabila ditemukan hewan kurban yang sakit dan diduga terjangkit virus LSD maupun PPR. Setelah itu, tim akan melaporkan lewat aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS).

Dia menyebut, mitigasi risiko yang dilakukan oleh tim pengawasan kesehatan daging kurban itu dilakukan di depo penjualan hewan kurban maupun RPH di Kota Magelang. Karena selain terbebas dari penyakit LSD dan PPR, hewan kurban juga harus menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh, dan halal (asuh).

Baca Juga: Idul Adha Jadi Momentum Berbagi Warga Lapas Wirogunan Kota Jogja 

Agus mengimbau agar masyarakat cermat dalam memilah dan memilih hewan kurban. Ketika ada hewan yang diindikasi terjangkit LSD maupun PPR, harus dikonfirmasi kepada disperpa sejelas mungkin. “Kami juga akan cek langsung di lapangan dan mengantisipasi informasi hoaks,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Disperpa Kota Magelang drh Diana Widiastuti menuturkan, tim pengawasan itu bakal bergerak menyisir depo yang menjual hewan kurban pada seminggu sebelum Idul Adha. “Kami akan mengecek hewan dan administrasinya,” jelasnya.

Termasuk harus melengkapinya dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Namun, kata dia, disperpa tentu akan melakukan pemeriksaan ulang untuk menjamin daging kurban yang beredar di Kota Magelang aman dikonsumsi.

Baca Juga: Fasilitasi Muhammadiyah dan NU, Pemkot Jogja Gelar Dua Kali Solat Idul Adha

Dia menambahkan, ketersediaan hewan kurban di Kota Magelang dinilai dapat tercukupi sesuai kebutuhan. Ditambah ada pemasok hewan kurban dari luar daerah.

Berdasarkan rekapitulasi pemotongan hewan kurban pada 2022, jumlah pemotongan sapi tercatat 503 ekor, kambing 35 ekor, dan domba 1.078 ekor. Dia memperkirakan, pemotongan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini akan meningkat. Mengingat tahun sebelumnya ada beberapa pembatasan yang dilakukan, termasuk maraknya kasus PMK.

Sejak Juni 2022, PMK di Kota Magelang dinyatakan nol kasus. Sementara LSD, dalam kurun waktu Maret hingga akhir Mei 2023, sudah dilaporkan ada sembilan kasus. Namun, sudah diobati oleh puskesmas dan bidang kesehatan. “Sudah jampir sembuh,” sebutnya.

Diana menjelaskan, hewan sapi atau kerbau yang terjangkit LSD, memiliki beberapa ciri-ciri, yakni terdapat benjolan pada kulit dan sewaktu-waktu bisa pecah. Hingga membentuk koreng. Masyarakat diimbau melihat dengan cermat sapi atau kerbau yang hendak dibeli.
Sedangkan kasus PPR di Kota Magelang, lanjut dia, belum ditemukan. PPR ini menyerang kambing maupun domba. Gejalanya, demam mulai 40-42 derajat, terdapat leleran di area mata dan hidung, sesak napas, hingga diare cair. Jika gejala itu parah, dapat menyebabkan kematian pada hewan. (aya/laz/sat)

Lainnya